Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Tekankan Moderasi Beragama untuk Cegah Ekstremisme dan Intoleransi

Kompas.com - 01/04/2021, 20:10 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan soal moderasi beragama untuk mencegah berkembangnya paham ekstremisme, sikap diskriminatif dan intoleran.

"Moderasi beragama yang meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama sesuai konteks Indonesia harus dikembangkan secara luas," ujar Ma'ruf dalam acara Perayaan Paskah Lintas Umat Beragama Tahun 2021 secara daring, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Kemenag dan Kemenlu Bersinergi Kampanyekan Moderasi Beragama

Ma'ruf mengatakan, konflik antarumat beragama kerap terjadi karena sikap diskriminatif dan intoleran.

Misalnya, penghinaan terhadap agama atau tokoh agama, kekerasan atas nama agama, berbagai konsep pemahaman keagamaan yang menyimpang dan diskriminasi berdasarkan etnis.

Padahal, kata Ma'ruf, kerukunan merupakan kunci keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih, Indonesia memiliki beragam suku, ras, agama, budaya hingga bahasa.

"Saya berharap melalui momentum Perayaan Paskah Lintas Umat Beragama ini, para tokoh agama dapat terus berperan dan berkontribusi dalam upaya menjaga kerukunan antarumat beragama," ucap Ma'ruf.

Baca juga: Jusuf Kalla: Moderasi Beragama Bisa Cegah Konflik Bernuansa Agama

Hal senada pernah diungkapkan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla. Ia mengingatkan pentingnya moderasi beragama untuk mencegah konflik bernuansa agama.

Menurut Kalla, terjadinya konflik bernuasa agama disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan yang tidak disertai dengan sikap moderasi.

Hal itu disampaikan Kalla saat menghadiri penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang sejarah peradaban Islam kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rabithah Al-Alam Al-Islami atau Liga Dunia Islam Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (25/2/2020).

Kalla mengatakan, moderasi beragama berarti menjalin hubungan yang seimbang antara pemeluk agama.

Dengan demikian, akan terjadi rasa toleransi dan saling menghargai yang mampu menghadapi berbagai perbedaan.

“Apabila kita berbicara tentang moderasi beragama, artinya hubungan antara agama di dunia ini berlangsung dengan baik dan seimbang, karena moderasi pada kenyataannya melakukan prinsip yang seimbang dan saling menghargai satu sama lain,” kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com