Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Covid-19: Hindari Stres, apalagi karena Berita Bohong

Kompas.com - 09/02/2021, 07:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengingatkan masyarakat untuk menghindari penyebaran berita bohong atau hoaks terkait pandemi virus corona.

Ia mengatakan, membaca berita hoaks bisa menyebabkan stres yang berpengaruh pada imunitas tubuh.

"Sama dengan pentingnya dengan menjaga kesehatan badan, hindari stres, apalagi karena berita bohong atau hoaks yang banyak beredar," kata Reisa melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/2/2021).

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Sebabkan Lamban Berpikir dan Susah Menghapal

Reisa menyebutkan, informasi resmi dari pemerintah terkait pandemi Covid-19 disampaikan melalui laman covid19.go.id dan kemkes.go.id, atau melalui media sosial @lawancovid19_id.

Untuk menghindari hoaks terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit misalnya, masyarakat disarankan mengunduh aplikasi Siranap atau Sistem Informasi Rawat Inap rumah sakit yang disediakan Kementerian Kesehatan.

Aplikasi ini menyediakan informasi mengenai ketersediaan tempat tidur di rumah sakit secara real time. Untuk mendapatkannya, masyarakat dapat mengunduh melalui PlayStore atau laman Kemenkes.

"Bagikan info ini ke orang-orang yang membutuhkan ruang perawatan, terutama pasien Covid-19. Langsung ke sumber informasi resmi yang disediakan, jangan sampai percaya kabar yang tidak terverifikasi," ujar Reisa.

Baca juga: [HOAKS] Jakarta Lockdown Akhir Pekan Depan pada 12-15 Februari 2021

Apabila mendapatkan informasi terkait vaksinasi Covid-19 yang terlalu bombastis, Reisa menyarankan masyarakat untuk segera mengecek kebenarannya melalui http://s.id/infovaksin.

Jika informasi tersebut terbukti hoaks, masyarakat diminta untuk menghentikan penyebarannya dan menghapus info tersebut.

Reisa mengingatkan, menyebarkan berita hoaks tidak hanya bisa dikenai hukuman pidana, tetapi juga membahayakan nyawa orang lain.

"Ingat, menyebarkan hoaks dapat dipidana dan dapat menyebabkan orang jadi stres sampai membahayakan nyawa mereka," kata Reisa.

"Lindungi diri kita dari penyakit dan berita bohong, yakinkan aman dari risiko penyakit dan hoaks dan imun kita meningkat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com