Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Kapal Perang, Super Puma TNI, hingga Heli Polri Pencari Puing Sriwijaya SJ 182

Kompas.com - 11/01/2021, 11:29 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan armada milik berbagai lintas sektor instansi turut dikerahkan untuk membantu proses evakuasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Instansi tersebut meliputi, TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Keamanan Laut (Bakamla), hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Instansi negara ini bersatu-padu mengerahkan armada terbaiknya agar bisa mengangkut puing-puing pesawat, pencarian black box atau kotak hitam pesawat, termasuk korban melayang yang sekiranya bagian tubuhnya masih bisa dibawa ke daratan.

Baca juga: Pencarian Pesawat Sriwijaya SJ 182, KRI Rigel dan Helikopter Dikerahkan

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.

Diketahui, pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.

12 kapal perang TNI AL

Dalam operasi ini, TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan armadanya secara besar-besaran. Tak tanggung-tanggung, 12 kapal perangnya atau KRI dikerahkan.

Delapan KRI bergerak sejak hari pertama evakuasi yaitu, KRI Teluk Gili Manuk 531, KRI Kurau 856, KRI Parang 647, KRI Tjiptadi 381, KRI Cucut 866, dan KRI Rigel 933.

Kemudian KRI John Lie 358 yang membawa helikopter Panther Ferry, KRI Bontang 907 yang membawa helikopter Bell dan tugboat (TD) Galunggung dan TD Malabar. 

Baca juga: TNI AL Kerahkan 10 KRI Cari Pesawat Sriwijaya Air, 4 Kapal Sudah ke Lokasi Pencarian

Sehari berikutnya, pada Minggu (10/1/2021), empat KRI yang berasal dari Komando Armada II (Koarmada II) yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, dikerahkan.

Ada empat armada, yakni KRI RE Martadinata 331, KRI Ngurah Rai 344, KRI Malahayati 362, dan KRI Louser 924.

Keterlibatan kapal besar ini memaksa TNI AL harus membatalkan peringatan Hari Dharma Samudera yang sedianya akan digelar di Selat Lampa, Natuna, Jumat (15/1/2021).

"Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono membatalkan Peringatan Hari Dharma Samudera," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Empat Pesawat TNI AU

TNI Angkatan Udara (AU) turut "turun gunung" dalam membantu evakuasi peristiwa jatuhnya Sriwijaya Air.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com