Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Ada 17 Klaster Kegiatan Keagamaan dan Rumah Ibadah di DKI Jakarta dalam 7 Bulan

Kompas.com - 25/11/2020, 16:10 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, ada 17 klaster kategori kegiatan keagamaan dan rumah ibadah yang terjadi di DKI Jakarta sejak Mei hingga November 2020.

Belasan klaster ini tercatat berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan DKI Jakarta selama tujuh bulan terakhir.

"Untuk rumah ibadah dan kegiatan keagamaan itu total terdapat 17 klaster dengan total 236 kasus," ujar Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Satgas: Klaster Covid-19 Bisa Terjadi karena Aktivitas Melibatkan Banyak Orang

Dia mengungkapkan, terjadinya klaster pada kelompok ini mayoritas disebabkan adanya kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Oleh karena itu, Dewi mengingatkan bahwa protokol kesehatan berupa menjaga jarak, memakai masker, dan rajin mencuci tangan harus terus diterapkan dalam kegiatan di rumah ibadah maupun keagamaan.

Lebih lanjut Dewi mengatakan, kegiatan keagamaan berupa takziah dan tahlilan juga kerap menjadi lokasi terjadinya klaster penularan Covid-19.

Namun, menurut dia, kini terjadi pergeseran yang cukup menarik dari tren klaster kedua kegiatan itu.

Jika dulu pada awal pandemi klaster Covid-19 lebih banyak terjadi saat tahlilan, saat ini trennya bergeser ke kegitan takziah atau melayat orang yang meninggal dunia.

"Saat ini sudah ada lima klaster yang ditemukan dari kegiatan takziah di DKI Jakarta. Sementara itu, klaster kegiatan tahlilan hanya ada dua. Total jumlah kasus sebanyak 69 kasus," ucap Dewi.

Baca juga: 27 dari 29 Warga Wijaya Kusuma Klaster Tahlilan Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Dari data ini, dia mengingatkan masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan saat melakukan takziah.

Dewi mengimbau masyarakat jangan lengah meski orang meninggal dunia bukan karena Covid-19.

"Jangan berpikir bahwa saya melayat tetangga saya yang meninggal dan bukan karena Covid-19. Jangan seperti itu, tidak boleh lengah. Tetap jalankan protokol kesehatan," ucap Dewi.

Sebelumnya, Dewi mengatakan, klaster penularan Covid-19 bisa terjadi karena adanya aktivitas masyarakat.

Klaster semakin mungkin terjadi jika ada aktivitas yang melibatkan peserta yang sangat banyak.

Saat terjadi kerumunan, kata Dewi, orang cenderung sulit menerapkan jaga jarak.

Baca juga: Satgas: Klaster Covid-19 Bisa Terjadi karena Aktivitas Melibatkan Banyak Orang

Jika kondisi tersebut ditambah dengan kelalaian memakai masker dan tidak disiplin mencuci tangan, akan terjadi penularan Covid-19 dari salah satu orang yang terinfeksi meskipun dia tidak bergejala

Dewi mengingatkan, sekitar 60 persen hingga 80 persen penderita Covid-19 tak merasakan gejala atau hanya mengalami gejala yang sangat ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com