JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong Nahdlatul Ulama (NU) untuk berperan dalam menggerakkan perekonomian warga, termasuk kalangan Nahdliyin.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat membuka konferensi besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2020 secara virtual, Rabu (23/9/2020).
Peranan dalam ekonomi tersebut, kata dia, merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengurus besar NU (PBNU) saat ini.
"Pentingnya membangun gerakan ekonomi warga NU, karena sektor ekonomi warga ini belum optimal dijalankan secara organisatoris," kata Ma'ruf Amin.
Baca juga: Wapres Harap NU Kuasai Teknologi Digital sebagai Alat Dakwah
Menurut Ma'ruf, selama ini dalam membantu perekonomian tersebut, NU baru sebatas melakukan pertemuan saja meskipun sudah menghasilkan keputusan.
Namun keputusan yang didapatkan itu disebutkannya belum ditindaklanjuti dengan tindakan yang lebih nyata.
"Selama ini yang dilakukan NU baru sebatas pertemuan-pertemuan dan keputusan-keputusan organisatoris tentang pengembangan ekonomi. Namun keputusan-keputusan tersebut belum ditindaklanjuti dengan program dan agenda yang lebih riil dalam bentuk gerakan ekonomi warga," kata dia.
Bahkan, Ma'ruf menilai bahwa NU justru kurang responsif terhadap perkembangan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Pidato Sidang Umum PBB, Jokowi Ajak Semua Negara Mulai Reaktivasi Kegiatan Ekonomi
Padahal sebagai organisasi yang besar, NU dinilainya mampu berperan banyak karena jaringan yang dimiliki pun sudah sangat besar.
"Bahkan sampai saat ini, NU kurang responsif terhadap perkembangan ekonomi. Padahal potensi dan jaringan yang dimiliki NU dalam bidang ini sangatlah besar," kata dia.
Selain itu, salah satu tantangan lain yang harus dihadapi NU adalah dalam hal pengembangan bidang pendidikan.
Baik itu diniyah maupun pendidikan umum, termasuk pesantren dan pendidikan tinggi.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Capai Tingkat Darurat, PBNU Minta Pilkada 2020 Ditunda
Menurut Ma'ruf, selain untuk melakukan penguatan akidah dan syariah, lembaga pendidikan NU harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, menguasai teknologi, dan inovatif.
"Inovasi menjadi kunci keberhasilan memenangkan persaingan saat ini," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.