Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Tak Ramai-ramai Beli Pulse Oximeter akibat Heboh Happy Hypoxia

Kompas.com - 16/09/2020, 15:53 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta tak berbondong-bondong melakukan pulse oxymetry atau membeli pulse oximeter (alat untuk mengukur saturasi oksigen) setelah munculnya heboh gejala happy hypoxia.

Happy hypoxia merupakan salah satu kondisi yang dialami pasien Covid-19, yakni menurunnya saturasi atau kadar oksigen di dalam darah.

Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan mengatakan, salah satu diagnosis dari happy hypoxia adalah dengan melakukan pemeriksaan berupa analisis gas darah dan tekanan oksigen dalam darah.

Baca juga: Dokter: Happy Hypoxia Tak Terjadi pada OTG Covid-19

Salah satu cara mengeceknya adalah dengan menggunakan alat pulse oximeter.

"Kalau di rumah paling simpel (periksa saturasi oksigen darah) pakai pulse oximeter dengan masukkan jari dan akan keluar saturasi berapa," kata Erlina dalam talkshow di BNPB, Rabu (16/9/2020).

Namun, Erlina mengingatkan kepada masyarakat agar tidak memahami persoalan happy hypoxia akan dialami semua orang.

Ia mengatakan, happy hypoxia hanya terjadi pada pasien Covid-19 yang bergejala.

Dengan demikian, masyarakat pun tak perlu berbondong-bondong membeli alat pulse oximeter.

"Jangan sampai salah, 'kalau begitu kita beli pulse oximeter', kayak dulu orang panik beli masker. Ini saya katakan, pulse oximetry bukan untuk orang sehat dan orang tanpa gejala (OTG)," kata Erlina.

Baca juga: Kisah Pasien Covid-19 yang Alami Happy Hypoxia: Pneumonia Saya Jadi Lebih Berat

Adapun gejala yang dialami saat seorang pasien Covid-19 terkena happy hypoxia adalah gejala penyakit yang bertambah berat, batuk menetap, hingga semakin lemas.

Oleh karena itu, sebelum hal tersebut terjadi, kata dia, maka harus segera mencari pertolongan.

Ia juga memastikan bahwa happy hypoxia tidak dirasakan OTG tetapi oleh orang yang bergejala Covid-19. Itu pun, tidak semua orang kena Covid-19 mengalaminya.

"Biasanya pada orang bergejala, OTG jarang sekali happy hypoxia. Ini tidak terjadi juga pada semua orang (yang terkena Covid-19), tapi ada peluang " kata dia.

Baca juga: Satgas Minta Kepala Daerah Kendalikan Klaster Covid-19 dengan PSBM

Erlina menjelaskan, semestinya apabila kurang oksigen dalam darah maka orang akan mengalami sesak napas atau gejala lainnya.

"Namun ini tidak terjadi pada beberapa pasien Covid-19 karena diketahui pada kondisi itu terjadi kerusakan saraf yang menghantarkan sensor sesak ke otak sehingga otak tidak bisa mengenali ada kejadian kurang oksigen di darah," ujar dia.

Sebab pada kondisi normal, kata dia, apabila terjadi kekurangan oksigen, maka akan ada sinyal yang dikirim ke otak bahwa tubuh sedang kekurangan oksigen.

Oleh sebab itu, biasanya otak pun memberi perintah ke dalam tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya sehingga mengalami sesak.

"Tapi di pasien Covid-19 terjadi kerusakan pengiriman sinyal ke otak," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com