Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buya Maarif: Batin Saya Menjerit, Pak Presiden Mohon Perintahkan Menkes Tolong Para Dokter Ini..

Kompas.com - 13/09/2020, 12:05 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengirimkan pesan khusus kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pesan tersebut, tokoh Muslim yang sering disapa Buya Maarif itu mengaku batinnya menjerit dan terguncang melihat berita tentang banyaknya kematian para dokter.

"Yang Mulia, Presiden Republik Indonesia. Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula," tulis Buya Maarif mengawali pesannya, yang dikutip Kompas.com, Minggu (13/9/2020).

Buya Maarif pun meminta Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Kesehatan untuk menolong para dokter yang banyak berguguran di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: UPDATE: Sudah 114 Dokter Meninggal akibat Covid-19

Menurutnya, apabila hal tersebut terus-menerus terjadi, maka bangsa ini bisa oleng.

"Pak Presiden, mohon diperintahkan kepada Menteri Kesehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter ini," kata dia.

"Jika begini terus, bangsa ini bisa oleng karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan. Terima kasih Pak Presiden," tulisnya.

Ketika Kompas.com mengonfirmasinya, salah satu staf Maarif Institute membenarkan pesan tersebut.

Ia mengatakan, Buya Maarif mengirimkan pesan tersebut hari ini, pukul 7.10 WIB.

Baca juga: Pertama Kali Terjadi di Riau, Dokter Meninggal akibat Covid-19

Pesan tersebut pun telah dikirimkan ke Presiden Jokowi melalui pembantu dekatnya.

"Beliau sudh dikirim ke Pak Jokowi via pembantu dekatnya. Saya dan beberapa orang dapat tembusannya. Mungkin ada yang men-share-nya di medsos juga sekarang," ujar dia.

Adapun pesan tersebut juga dibagikan di akun Twitter yang dikelola para penggemar Buya Maarif, @SerambiBuya.

Sebelumnya, keresahan Buya Maarif tersebut juga pernah disampaikannya dalam sebuah acara.

"Apakah memang harus begitu? Atau memang kita kurang mempersiapkan dengan alat pelindung diri (APD)?" ujar Maarif dalam acara doa bersama Bersama dan Hening Cipta untuk Keselamatan Dokter Indonesia secara daring, Rabu (2/9/2020) malam.

Baca juga: Pesan Dokter di Kediri Sebelum Meninggal karena Covid-19: Dokter Harus Taat Pakai APD...

Oleh karena itu, ia meminta agar kondisi para dokter dan tenaga medis di negara lain pun dilihat di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Jika di negara lain tak banyak tenaga medis yang gugur, menurut dia, ini ada yang salah di Indonesia sehingga perlu diperbaiki.

"Mungkin dilihat negara lain. Kalau negara lain juga begitu, berarti memang ini dilema, tidak perlu kita menyesali," kata dia.

"Tapi kalau negara lain tenaga dokternya yang meninggal tidak banyak dan kita banyak, berarti itu ada yang salah pada kita. Ada sesuatu keliru yang harus diperbaiki," ucap Maarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Rorotan, KPK Sebut Selisih Harga Lahan dari Makelar sampai Rp 400 M

Kasus Rorotan, KPK Sebut Selisih Harga Lahan dari Makelar sampai Rp 400 M

Nasional
Masyarakat yang Mau Perbaiki Polri Bisa Daftar Jadi Anggota Kompolnas 2024-2028

Masyarakat yang Mau Perbaiki Polri Bisa Daftar Jadi Anggota Kompolnas 2024-2028

Nasional
Mendagri Minta Pemda Maksimalkan Dukungan Sarana-Prasarana Pilkada 2024

Mendagri Minta Pemda Maksimalkan Dukungan Sarana-Prasarana Pilkada 2024

Nasional
Jokowi Nyatakan Belum Ada Rencana DOB Meski 300 Kabupaten/Kota Mengajukan Pemekaran

Jokowi Nyatakan Belum Ada Rencana DOB Meski 300 Kabupaten/Kota Mengajukan Pemekaran

Nasional
Jokowi Resmikan Fasilitas Pendidikan di Kalteng, Pembangunannya Telan Biaya Rp 84,2 M

Jokowi Resmikan Fasilitas Pendidikan di Kalteng, Pembangunannya Telan Biaya Rp 84,2 M

Nasional
Kunker ke Jatim, Wapres Bakal Tinjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 dan Kunjungi Ponpes

Kunker ke Jatim, Wapres Bakal Tinjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 dan Kunjungi Ponpes

Nasional
Pemerintah Sebut Data PDN yang Diretas Tak Bisa Dikembalikan

Pemerintah Sebut Data PDN yang Diretas Tak Bisa Dikembalikan

Nasional
ICW Nilai Kapolda Metro Tak Serius Tangani Kasus Firli

ICW Nilai Kapolda Metro Tak Serius Tangani Kasus Firli

Nasional
Rivan A Purwantono Sebut Digitalisasi sebagai Instrumen Pendukung Kepatuhan Pajak Kendaraan Bermotor

Rivan A Purwantono Sebut Digitalisasi sebagai Instrumen Pendukung Kepatuhan Pajak Kendaraan Bermotor

Nasional
Jokowi Enggan Biayai Food Estate Pakai APBN Lagi

Jokowi Enggan Biayai Food Estate Pakai APBN Lagi

Nasional
Paus Fransiskus Dijadwalkan Bertemu Jokowi September, Ini Agendanya...

Paus Fransiskus Dijadwalkan Bertemu Jokowi September, Ini Agendanya...

Nasional
Kemenag Wajibkan ASN-nya Cegah Judi 'Online', Yang Bermain Kena Sanksi

Kemenag Wajibkan ASN-nya Cegah Judi "Online", Yang Bermain Kena Sanksi

Nasional
Ambulans Disetop Karena Rombongan Jokowi Lewat, Istana Minta Maaf

Ambulans Disetop Karena Rombongan Jokowi Lewat, Istana Minta Maaf

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Helfi Assegaf Jadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim

Mutasi Polri, Brigjen Helfi Assegaf Jadi Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim

Nasional
Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com