Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL dan Tentara Laut Malaysia Gelar Patroli Bersama di Selat Malaka

Kompas.com - 30/08/2020, 11:20 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut (AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) melaksanakan Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malaysia-Indonesia (Malindo) 149/20 di Selat Malaka, Sabtu (29/08/2020).

Patroli tersebut bertujuan menjaga keamanan dan stabilitas kawasan yang selama ini menjadi jalur perdagangan internasional.

"TNI AL dalam hal ini Koarmada I terus membangun dan memelihara stabilitas di kawasan dengan melaksanakan peran diplomasi," ujar Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid dalam keterangan tertulis, Minggu (30/8/2020).

Baca juga: Pengakuan Mantan ABK Kapal China: 7 Bulan Gaji Tidak Dibayar, Melarikan Diri Berenang Arungi Selat Malaka

Dalam patroli tersebut, Koarmada I menerjunkan KRI Sutanto-377. Sementara, TLDM menurunkan kapal KD Laksamana Tun Abdul Jamil-135.

Pada Patkor Malindo 149/20 sendiri, dilaksanakan juga latihan yang meliputi flaghoist exercise, flash exercise, maneuver exercise yang diakhiri dengan sail pass dengan saling memberi penghormatan antara KRI Sutanto-377 dan KD Laksamana Tun Abdul Jamil-135.

Setelah itu, kedua kapal langsung menuju sektor masing-masing di perairan Indonesia dan Malaysia untuk melanjutkan patroli terkoordinasi.

Rasyid menjelaskan, pelaksanaan patroli bersama dengan tentara laut Negeri Jiran itu berlangsung empat kali dalam setahun.

Baca juga: Peranan Selat Malaka bagi Jalur Perdagangan

Ia menuturkan, dalam pengamanan kawasan Selat Malaka, Koarmada I memiliki wilayah kerja berbatasan langsung dengan lima negara tetangga.

Dengan demikian, kerja sama patroli tersebut diharapkan dapat menciptakan keamanan di Selat Malaka.

"Posisi strategis Selat Malaka yang merupakan salah satu choke points dari sembilan choke points di dunia, di mana Selat Malaka merupakan jalur pelayaran," kata dia.

"Di samping itu, juga menjadi jalur perdagangan international yang memiliki lalu lintas terpadat," lanjut Rasyid.

Baca juga: Dua ABK yang Loncat dari Kapal China ke Selat Malaka Masih Trauma

Ia menambahkan, TNI AL terus berkomitmen memberikan jaminan rasa aman kepada pengguna Selat Malaka dari berbagai macam kerawanan dan tindakan merugikan.

Adapun, kerawanan yang berpotensi di daerah perbatasan di antaranya adalah penyelundupan, pelanggaran hukum dengan kekerasan dan penyelundupan komoditi narkoba yang masih marak terjadi.

"Hal ini harus dihadapi bersama-sama dengan melakukan kerja sama dengan negara tetangga, karena pelanggaran dan permasalahan stabilitas ini selalu melibatkan dan berdampak langsung terhadap negara-negara tetangga," ungkap Rasyid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com