Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Anak akibat Covid-19 RI Tinggi, Ini Tanggapan Kementerian PPPA

Kompas.com - 24/08/2020, 11:46 WIB
Sania Mashabi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nahar berharap pemerintah di tingkat desa untuk terus menyosialisasikan disiplin penerapan protokol kesehatan pencegahan virus corona.

Hal ini ia katakan terkait jumlah angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara lain.

"Maka ini saya berharap betul di tingkat desa, kelurahan, untuk terus menggelorakan tentang disiplin melaksanakan protokol kesehatan," kata Nahar dalam webinar bertajuk "Percepatan Pengembangan PATBM di Masa Pandemi Covid-19 Tahap II", Senin (24/8/2020).

Baca juga: IDAI: Satu Anak Pun Tidak Boleh Meninggal akibat Covid-19!

Selain itu, Nahar juga berharap pemerintah desa bisa terus melakukan pemantauan terhadap anak yang ditinggal orangtuanya yang terjangkit Covid-19.

Menurut dia, anak yang ditinggal orangtuanya karena meninggal dunia akibat Covid-19 atau tengah menderita Covid-19 harus tetap dipantau tumbuh kembangnya.

"Dan memastikan bahwa kehilangan orangtua karena Covid-19 ini tidak menghambat anak-anak untuk terus bisa dipantau tumbuh kembangnya," ujar dia.

Diketahui, penyebaran virus corona masih sangat tinggi. Menurut data resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada 11.000 anak Indonesia terpapar virus penyebab Covid-19 ini.

Dengan tingkat kematian anak 2,5 persen, Indonesia memegang rekor tertinggi di Asia Pasifik.

Baca juga: Jokowi: Pemerintah Siapkan 290 Juta Dosis Vaksin Covid-19 hingga 2021

Untuk itu, orangtua diimbau untuk tetap waspada dan memberikan perlindungan pada anak. Terlebih, gejala Covid-19 pada anak sangat bervariasi, 73 persen di antaranya memiliki gejala batuk dan pilek.

"Sisanya, Covid-19 pada anak bisa diawali dengan diare, kejang, shock dan bahkan tak memiliki gejala," ujar dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo pada Kamis (13/8/2020).

Dokter Mesty juga mengungkapkan tiga hal yang menjadi pemicu tingginya angka kematian pada anak-anak di Indonesia.

Pertama, tingkat pemeriksaan rendah. Kedua, banyak anak memiliki penyakit bawaan. Ketiga, menderita gizi buruk, penanganan yang terlambat.

Baca juga: IDAI Ingatkan Jangan Sampai Terjadi Double Outbreak di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com