Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Besar Istiqlal Ajak Tokoh Agama Berperan Tangani Pandemi Covid-19

Kompas.com - 14/07/2020, 17:09 WIB
Irfan Kamil,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Imam Besar Mesjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan tokoh agama berperan penting dalam penanganan pandemi Covid-19.

Menurut Nasaruddin, tokoh agama dapat memicu semangat adrenalin umat tidak hanya bangkit melawan diri sendiri tapi juga untuk melawan Covid-19.

“Tokoh-tokoh umat beragama ini memicu semangat adrenalin umatnya masing-masing untuk bangkit melawan dirinya sendiri, melawan covid-19 ini dan melawan tantangan yang ada, dengan tetap berada pada sendi-sendi kejujuran, keharmonisan dan kedamaian,” ujar Nasaruddin Umar dalam dialog virtual nasional lintas iman, Selasa (14/7/2020).

Kemudian, kata dia, masyarakat membutuhkan tokoh agama dalam berbagai kondisi, apalagi situasi yang tergolong tidak aman.

Baca juga: Penularan Covid-19 Masih Tinggi, Pemkab Semarang Tutup Kembali Tempat Wisata

“Saya kira bahasa agama sangat diperlukan ketika masyarakat sedang krisis, sedang tegang, ketika manusia sedang bimbang. Justru kehadiran tokoh-tokoh agama dalam era Covid-19 ini sangat sangat diperlukan,” ucap Nasaruddin.

Nasaruddin mengatakan, tokoh agama sudah seharusnya memberikan jalan keluar dari sebuah masalah.

"Tokoh agama harus hadir dalam keadaan seperti itu, kita lihat dimana ada Nabi justru disitu ada problem yang di selesaikan,” lanjut dia.

Kemudian, kata Nasaruddin, jangan ada tokoh agama yang merasa hanya dibutuhkan saat ada masalah dan ditinggalkan ketika persoalan tuntas.

Baca juga: Imbas Covid-19, Penjualan Hewan Kurban di Palembang Menurun

“Jadi jangan ada yang mengatakan wah tokoh agama itu semacam pemadam kebakaran, dilibatkan kalau ada masalah, tokoh agama itu sebagai pendorong mobil mogok, begitu jalan di tinggalkan saya kira statement seperti itu tidak pernah dikeluhkan oleh seorang yang the real sebagai tokoh agama,” tutur Nasaruddin.

Disisi lain, menurut dia, ada beberapa peran penting seorang tokoh agama. Selain untuk memberi solusi permasalahan, juga sebagai pemimpin doa.

Menurutnya, kekuatan doa sangat penting untuk menyelesaikan sebuah masalah.

“Tokoh-tokoh agama kalau berdoa Insya Allah akan didengarkan Tuhan yang maha kuasa dan kita berharap seluruh tokoh-tokoh agama berdoa untuk menyingkirkan problem kemanusiaan yang ada disekitar kita doa berjemaah Insya Allah akan memberikan efek yang sangat bagus,” kata mantan wakil menteri agama ini.

Selain itu, kata dia, tokoh agama juga dapat memberi contoh dalam masa pandemi Covid-19  seperti pentingnya penerapan protokol kesehatan.

“Bagaimana kita sebagai tokoh umat beragama melakuakan sosialisasi terhadap protokol kesehatan ini menjadi contoh untuk masyarakat,” tutur Nasaruddin.

Baca juga: Kasus Meninggal Akibat Covid-19 di Jakarta: 714 Pasien Positif, 2.058 PDP

Nasaruddin berharap, tokoh agama ikut berperan di masa Pandemi Covid-19 dengan hadir di masyarakat.

Sebab, dalam situasi Pandemi ini banyak masyarakat yang menggunakan jalan pintas, itu yang menjadi tantangan bagi tokoh agama untuk dapat meluruskannya.

“Mari kita menyentuh batin masyarakat kita untuk menghindarkan jalan - jalan pintas. Dimana ada kesulitan disitu ada jalan kriminal yang disentuh banyak orang, maka tantangan kita bagaimana sekarang ini untuk masyarakat kita hidup diatas rel yang benar,” tutup Nasaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com