Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi Juga Laporkan DBD Tertinggi

Kompas.com - 22/06/2020, 14:00 WIB
Devina Halim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan mengungkapkan, daerah dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Indonesia juga melaporkan kasus Covid-19 yang tinggi.

Hal ini disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam siaran langsung di akun YouTube BNPB, Senin (22/6/2020).

"Kalau kita melihat kembali lagi provinsi-provinsi yang ada, itu adalah provinsi-provinsi yang juga dengan kasus Covid-19 tertinggi dan juga memiliki kasus demam berdarah tertinggi,” ujar Nadia.

Baca juga: Kemenkes: Ada 100-500 Kasus DBD Per Hari di Indonesia

Provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi antara lain, Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.

Daerah-daerah tersebut juga mencatatkan jumlah pasien meninggal akibat DBD yang tinggi, misalnya Jawa Barat dan Jawa Timur.

Total terdapat 346 pasien DBD yang meninggal pada tahun 2020. Data Kemenkes menunjukkan, total sebanyak 68.000 kasus DBD di Tanah Air sepanjang tahun ini.

Menurut catatannya, terdapat 439 dari 460 kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD juga memiliki kasus Covid-19. Hal itu disebut Nadia sebagai infeksi ganda.

Baca juga: Ahli Minta Masyarakat Waspada DBD di Tengah Pandemi Corona

Fenomena tersebut, kata Nadia, memungkinkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 juga berisiko terkena DBD.

"Karena pada prinsipnya sama, demam berdarah adalah suatu penyakit yang sampai sekarang juga belum ada obatnya, vaksinnya belum terlalu efektif," ucap dia.

"Dan salah satu upaya untuk mencegahnya adalah kita menghindari gigitan nyamuk. Sama-sama virus ini," kata Nadia.

Kendati demikian, ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mulya Rahma Karyanti mengatakan, pelayanan untuk kedua penyakit tersebut di rumah sakit tidak terganggu.

Baca juga: Strategi Kemenkes Capai Target Uji 20.000 Sampel Covid-19 Per Hari

Hal itu dikarenakan, setiap pasien yang datang ke rumah sakit akan dipilah terlebih dahulu untuk menentukan apakah termasuk Covid-19 atau tidak.

"Untuk pelayanan tidak terganggu, karena akan disaring, di-triase, di dokter triase di depan,” ucap Mulya pada kesempatan yang sama.

"Semua rumah sakit akan memiliki triase yang memilah mana pasien Covid sama non-Covid,” ucap Mulya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com