BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Toyota

Kecepatan Tes Jadi Kunci Penanganan Pandemi Covid-19

Kompas.com - 19/06/2020, 18:14 WIB
Reygi Prabowo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejak pertama kali Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi pada pertengahan Maret 2020, Organisasi Kesehatan Global (WHO) terus mengingatkan tiap negara untuk melakukan tindakan penanganan agresif.

Penanganan agresif ini di antaranya dengan melakukan tes secara masif, pelacakan kontak, dan isolasi bagi orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kita tidak bisa melawan kebakaran dengan menutup mata. Lakukan tes, tes, tes kepada setiap terduga kasus corona,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Selasa (17/3/2020).

Menghadapi pandemi yang disebabkan virus, kapasitas dan kecepatan tes memang menjadi kunci keberhasilan penanganan.

Tes massal yang akurat dan cepat dapat memberikan informasi sebenarnya tentang persebaran Covid-19 di suatu wilayah. Informasi ini digunakan untuk melokalisasi persebaran virus agar tidak semakin meluas.

Baca juga: Bahu-membahu Bantu Pejuang Garis Depan Penanganan Pandemi Covid-19

Pemerintah Indonesia pun terus berusaha meningkatkan kapasitas tes di Indonesia.
Perlahan tapi pasti, kapasitas dengan metode polymerase chain reaction (PCR), meningkat dari di bawah 10.000 per hari pada April 2020 menjadi sekitar 20.000 per hari di pertengahan Juni 2020.

Pada Kamis (18/6/2020), kapasitas tes PCR di Indonesia bahkan mencapai titik tertinggi sepanjang penanganan Covid-19. Angka spesimen yang dites sudah lebih dari 20.000.

“Hari ini telah 20.650 spesimen yang kami periksa,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yuriato.

Meski kapasitas sudah lumayan tinggi, kecepatan penerimaan hasil tes di Indonesia bisa dibilang masih cukup lama. Hasil spesimen yang diuji dengan PCR di laboratorium harus menunggu 2-3 hari sebelum sampai ke fasilitas kesehatan (faskes) atau pasien.

Keterlambatan mendapatkan hasil tes tentu saja akan menghambat penanganan Covid-19. Pasalnya, tenaga medis membutuhkan hasil tes dengan segera agar penanganan pasien bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.

Untuk mempercepat hasil tes spesimen, peningkatan kapasitas laboratorium saja belum cukup. Masih dibutuhkan moda transportasi yang efisien untuk membantu mempercepat pengantaran spesimen dari faskes ke laboratorium.

Bantuan dari Toyota

Menyadari pentingnya kecepatan hasil tes, Toyota Indonesia bersama Toyota Mobility Foundation (yayasan independen nonprofit) berinisiatif menyiapkan layanan mobilitas pengantaran spesimen dengan menyediakan empat mobil Avanza.

Layanan tersebut tersedia di empat puskesmas Jakarta Utara, yakni puskesmas di Cilincing, Koja, Pademangan, dan Penjaringan. Selain puskesmas, layanan mobilitas ini juga tersedia untuk rumah sakit umum daerah di Tanjung Priok dan Bekasi.

Nantinya, mobil Avanza dari Toyota Indonesia akan membantu antar jemput petugas medis dalam mengantar spesimen menuju ke laboratorium.

Bantuan mobil Kijang Innova beserta driver untuk mengantar petugas medis (Dok. Toyota)Reygi Bantuan mobil Kijang Innova beserta driver untuk mengantar petugas medis (Dok. Toyota)

President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Indonesia Susumu Matsuda mengatakan, bantuan mobilitas tersebut melengkapi bantuan serupa yang telah dilakukan sebelumnya.

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendukung pekerjaan tenaga medis ketika mereka berjuang melawan Covid-19, terutama di Indonesia,” ujar Matsuda dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Pentingnya Mobilitas Tenaga Medis dalam Memerangi Covid-19 di Indonesia

Bukan hanya menyediakan mobil, Toyota Indonesia juga menerapkan standar operasional pengantaran spesimen agar operasional berjalan aman.

Mobil Avanza akan didisinfeksi secara rutin. Air purifier dan separator di dalam kendaraan juga disediakan. Kursi di dalam kendaraan dilapisi plastik yang diganti secara berkala.

Penumpang dan pengemudi juga dibekali alat pelindung diri seperti hand sanitizer dan masker. Saat di dalam kendaraan, penjarakan fisik diterapkan. Pengemudi pun diwajibkan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Untuk mengefisiensikan pengantaran, Toyota Indonesia telah menyediakan sistem berbentuk aplikasi. Lewat aplikasi tersebut, tenaga medis dapat memesan layanan antar jemput pengantaran spesimen.

Driver Toyota sedang membuka aplikasi On Demand (Dok. Toyota)Reygi Driver Toyota sedang membuka aplikasi On Demand (Dok. Toyota)

Aplikasi tersebut dapat pula memilih rute terbaik berdasarkan lokasi dan waktu penjemputan penumpang. Dengan demikian, spesimen tersebut dapat sampai ke laboratorium lebih cepat.

“Kami berharap layanan ini dapat mengurangi semua hambatan mobilitas dan membantu meningkatkan kinerja para tenaga medis dalam mendukung kami, warga negara Indonesia, selama Pandemi,” tutur Vice President Director PT TAM Henry Tanoto.

Sebelumnya, Toyota Indonesia bersama Astra International telah menyiagakan 5 unit truk Dyna kepada Palang Merah Indonesia (PMI). Truk ini digunakan untuk mendukung penyemprotan disinfektan ke daerah-daerah yang membutuhkan.

Toyota Indonesia juga menyediakan ambulans dan alat perlindungan diri untuk penanganan Covid-19. Sumbangan ambulans ini disalurkan kepada PMI dan Kementerian Kesehatan.

Selain itu, Toyota Indonesia juga memberikan bantuan langsung kepada masyarakat di sekitar area kerja unit usaha dan dealer Toyota di seluruh Indonesia. Bantuan tersebut berupa paket sembako, hand sanitizer, masker kain, sabun cuci tangan, alat pencuci tangan, serta kebutuhan lainnya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com