JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN Saleh Daulay mengaku, tidak tahu pasti apa keahlian yang dimiliki ratusan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang diizinkan pemerintah bekerja di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Apabila ratusan TKA asal China itu hanya mengerjakan hal yang biasa, Saleh berpendapat, sebaiknya pekerjaan tersebut diprioritaskan untuk tenaga kerja Indonesia.
"Selayaknya, pemerintah memprioritaskan penyediaan lapangan pekerjaan kepada WNI yang di-PHK," kata Saleh saat dihubungi, Rabu (17/6/2020).
"Kalau hanya pekerjaan biasa saja, pekerjaan itu mestinya dipercayakan kepada WNI. Dengan begitu, dampak dari masuknya investasi asing bisa dirasakan masyarakat," sambung dia.
Baca juga: Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe, Gubernur: Dukung Investasi di Sultra
Saleh mengatakan, akan menjadi tidak elok apabila investor mendapatkan apa yang menjadi haknya seperti izin mengeksplorasi Sumber Daya Alam (SDA). Namun, tidak menggunakan pekerja dalam negeri.
"Kan tidak elok jika investor dapat banyak. Mereka sudah mendapat izin eksplorasi SDA, lalu membawa tenaga kerja sendiri, hasil produksinya nanti dibawa ke negaranya. Lalu, apa lagi yang tersisa untuk kita?," ujar dia.
Saleh berpendapat, meskipun pemerintah tetap mengizinkan TKA, sebaiknya izin itu tetap selektif. Misalnya bagi tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan di Indonesia.
"Kalaupun ada yang harus masuk, harus pekerja yang betul-betul super luar biasa. Artinya, tanpa pekerja itu, semua investasi yang ada tidak bisa dijalankan," ucap dia.
Baca juga: Sempat Menolak, Gubernur Kini Sultra Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe
Lebih lanjut, Saleh mengatakan, dirinya tetap menolak ratusan TKA asal China masuk ke dalam negeri di masa pandemi ini.
Pasalnya, penyebaran Covid-19 di Tanah Air masih meningkat.
"Local transmission saja sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi kalau nanti TKA itu membawa virus dari negaranya (imported case). Konsekuensinya besar. Apalagi, jumlah TKA yang masuk itu banyak," lanjut dia.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi berubah sikap soal TKA asal China yang akan membangun smelter di daerahnya.
Baca juga: Ini Alasan Gubernur Sultra Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe
Kini Ali mengizinkan para pekerja asing itu datang ke Konawe, Sulawesi Tenggara, untuk bekerja.
Ali memperbolehkan masuknya 500 TKA asal China itu karena sudah mendapatkan izin dari pemerintah pusat.
"Kita pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat," kata Ali saat diwawancarai Kompas TV, Selasa (16/6/2020).