Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugus Tugas: Kita Tak Boleh Terpapar Covid-19, Juga Tak Boleh Terkapar PHK

Kompas.com - 08/06/2020, 06:47 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mendorong masyarakat agar bisa tetap produktif beraktivitas tetapi memperhatikan keamanan dari potensi penularan Covid-19.

"Ini penting dilakukan, mengingat arahan dari Presiden bahwa pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, namun juga berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi," ujar Doni sebagaimana dikutip dari siaran pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Minggu (7/6/2020).

Doni mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, dalam waktu kurang lebih tiga bulan ada 3,7 juta karyawan yang terkena PHK akibat dari dampak Covid-19.

“Itu yang formal, belum lagi yang dari informal,” lanjut Doni.

Baca juga: PSBB Transisi, Perusahaan Dilarang PHK Pekerja yang Karantina Mandiri

Oleh karenanya, pemerintah mengambil langkah mempersiapan wilayah dalam memulai aktivitas masyarakat yang produktif namun tetap aman Covid-19.

Menurut Doni, ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh suatu wilayah untuk kemudian diberikan ruang untuk memulai melalui beberapa tahapan-tahapan dan simulasi.

"Kita harus mempersiapkan diri melaksanakan kegiatan masyarakat yang produktif tetapi aman dari Covid-19. Artinya kita tidak boleh terpapar Covid-19, tapi kita juga tidak boleh terkapar PHK,” kata Doni.

Kemudian, Doni juga menjelaskan bahwa Gugus Tugas juga memberi peluang kepada sembilan sektor untuk dapat melakukan aktivitas produktif dan aman Covid-19.

Baca juga: Kisah Pilu Agus, Di-PHK karena Corona, Harus Rawat Bayinya yang Hidrosefalus

Adapun sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali tersebut meliputi; pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.

Dalam hal ini, Doni menekankan bahwa salah satu kunci untuk dapat terbebas dari Covid-19 adalah disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.

"Satu hal yang harus ditekankan di sini adalah ketaatan kepada protokol kesehatan,” jelas Doni.

Sementara itu, hingga 7 Juni 2020 pemerintah masih melaporkan penambahan kasus positif Covid-19.

Baca juga: 2 Bulan Tak Beroperasi akibat PSBB, PO Bus NPM Bertahan Tak PHK Karyawan

Pasien terjangkit virus corona (Covid-19) di Indonesia per Minggu (7/6/2020) bertambah sebanyak 672 orang.

Dengan demikian, jumlah penderita Covid-19 di Tanah Air menjadi 31.186 orang.

Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir juga bertambah sebanyak 50 orang sehingga totalnya menjadi 1.851 orang.

Sementara, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 591 orang, sehingga total ada 10.498 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com