Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi X DPR Minta Pemerintah Jamin Akses Teknologi bagi Siswa untuk Belajar Daring

Kompas.com - 04/06/2020, 14:27 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi X DPR meminta pemerintah menjamin akes internet bagi siswa-siswa di berbagai daerah agar tetap dapat mengikuti kegiatan belajar secara daring atau online.

Hal ini menyusul pernyataan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang mengatakan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 tetap akan dimulai pada Juli dengan memberlakukan belajar dari rumah.

"Pemerintah harus menjamin akses internet tersedia untuk setiap keluarga secara merata," kata Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Golkar, Hetifah Sjaifudian, Kamis (4/6/2020).

Baca juga: Anies: Belajar di Sekolah Tak Akan Dimulai sampai Kondisi Aman

Hetifah mengatakan, orangtua dan guru harus memperhatikan kondisi mental dan psikologis anak selama belajar di rumah.

Ia pun meminta pemerintah turut mencari solusi bagi keluarga yang kesulitan mendampingi anak-anaknya belajar di rumah karena kembali bekerja.

"Carikan (juga) solusi bagi keluarga yang kesulitan mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah karena harus kembali bekerja," kata dia. 

Hetifah berharap, lembaga pendidikan memiliki cukup waktu untuk menyiapkan segala sarana dan prasarana yang sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 jika kegiatan belajar di sekolah kembali normal.

"Selama pendidikan jarak jauh masih dilanjutkan, kesempatan ini harus digunakan untuk mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan sekolah. Dengan demikian, protokol kesehatan dipastikan bisa diterapkan dengan baik ketika kegiatan belajar-mengajar tatap muka dimulai kembali," ujar Hetifah.

Baca juga: Orangtua di Bekasi Cemas dengan Rencana Siswa Kembali Belajar di Sekolah

Hal senada sebelumnya disampaikan Ombudsman RI. Ombudsman bahkan menyarankan tahun ajaran baru yang semestinya dimulai pada Juli diundur hingga akhir tahun 2020.

Anggota Ombudsman Ninik Rahayu mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan situasi pandemi Covid-19 di Tanah Air saat ini yang sangat berdampak pada kegiatan belajar mengajar siswa dan guru.

"Ombudsman pada kesempatan lalu melalui Bapak Suadi (Ahmad Suadi) sebagai pengampu bidang pendidikan bahkan sudah menyampaikan ada baiknya ajaran baru diundur sampai akhir tahun 2020," kata Ninik dalam konferensi pers, Rabu (3/6/2020).

Menurut dia, pemerintah tidak bisa hanya berpandangan praktis bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 harus dilaksanakan pada Juli.

Salah satu persoalan yang diangkat Ninik yaitu kesenjangan akses teknologi untuk mengikuti kelas secara daring bagi sejumlah siswa di berbagai daerah.

"Kita tahu bahwa ada orang yang dengan mudah mendapatkan akses terhadap penggunaan daring ini. Tetapi, kita juga tahu bahwa ini bukan fasilitas murah dan mudah dan tidak semua orang bisa menggunakan jasa ini," ujar dia. 

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, sejauh ini sekolah-sekolah belum bisa dibuka untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar kembali.

Baca juga: Motornya Akan Dijual Ayah, Siswa SMP Gantung Diri dengan Dasi Sekolah

Namun, Muhadjir menyebut tahun ajaran baru 2020/2021 tetap akan dimulai pada 13 Juli.

Kegiatan belajar mengajar masih diberlakukan secara online. Muhadjir mengatakan, sekolah baru bisa dibuka pada akhir tahun atau awal tahun 2021.

“Kalau tahun ajaran baru kemungkinan tidak ada perubahan. Pertengahan Juli sudah tahun ajaran baru, tetapi untuk membuka sekolah, masih kita lihat situasinya. Kemungkinan akhir tahun atau awal tahun,” ujar Muhadjir saat meninjau Kampung Tangguh di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/6/2020).

“Semester depan masih online, terutama wilayah yang merah dan kuning, masih (belajar) online,” kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com