Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di Indonesia Belum Masuk Kategori yang Ada di Dunia

Kompas.com - 04/06/2020, 12:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, tiga jenis (strain) virus penyebab Covid-19 di Indonesia belum masuk kategori dari bank data virus influenza dunia.

"Tiga jenis atau strain virus Covid-19 yang menyebar di dalam negeri belum terkategorisasi oleh database terkait influenza dan coronavirus di dunia atau Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID)," ujar Bambang sebagaimana dikutip dari keterangan pers Kemenristek/BRIN, Kamis (4/6/2020).

Bambang menjelaskan, GISAID merupakan bank data influenza di dunia. Tugas mereka, yakni mengumpulkan semua virus flu.

Baca juga: Tiga Wilayah di Kalimantan Barat Masuk Kategori Transmisi Lokal Virus Corona

GISAID juga melakukan penelitian terhadap virus penyebab Covid-19.

"Dalam hal ini, virus Covid-19 yang sudah dilakukan namanya whole genome sequencing. Istilahnya virusnya sudah bisa dibaca karakternya dan mereka kemudian lakukan klasifikasi," ungkap Bambang.

Dalam pengklasifikasian itu, GISAID membagi virus ke dalam tiga kategori pokok, yakni klasifikasi S, G, dan V.

"Kemudian (jenis virus) yang lain masih dianggap others (belum dikenali). Dan ternyata tiga yang Indonesia kirim dari Eijkman, ketiganya masuk others, tidak masuk yang S, G, maupun V,” ungkap Bambang.

Baca juga: Pertama Kalinya Uji Coba Vaksin Corona pada Manusia di Australia

Mengingat kondisi ini, Bambang menilai Indonesia memerlukan vaksin khusus yang berbeda dengan vaksin yang dikembangkan di negara lain.

Adapun saat ini, riset di sektor vaksin untuk transmisi lokal dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

LBM Eijkman memimpin riset di sektor vaksin untuk transmisi lokal dalam Konsorsium Riset dan Inovasi tentang Covid-19 yang didanai oleh Kemenristek/BRIN.

Berdasarkan perkembangan terakhir, kata Bambang, LBM Eijkman mereka sudah menemukan tambahan jenis virus dari yang semula tiga strain menjadi tujuh strain.

Meski demikian, tiga strain dari Indonesia tadi tetap masuk kategori others dalam GISAID.

Baca juga: 3 Upaya Pengembangan Vaksin Virus Corona di Indonesia

Sehingga dalam pembuatan vaksin, harus mempertimbangkan karakter dari tiga strain tersebut.

"Jadi ternyata virus yang dari Indonesia masih dikenali dulu karakternya. Kenapa ini penting, karena kalau kita buat vaksin, vaksin itu harus bisa menjawab transmisi lokal yang ada di Indonesia,” jelas Bambang.

Dia lantas memperhitungkan akhir tahun ini bibit vaksin atau vaccine seed khusus untuk strain coronavirus di Indonesia sudah ada.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com