Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Sebut Wabah Covid-19 Belum Akan Selesai dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 19/05/2020, 19:55 WIB
Dani Prabowo,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memperkirakan, peperangan terhadap Covid-19 belum akan selesai dalam waktu dekat.

Meskipun pada saat ini sejumlah negara-negara di Eropa sudah mulai mencatat penurunan kasus positif Covid-19 yang cukup signifikan, namun di sejumlah negara lain justru mencatatkan hal yang sebaliknya.

"Beberapa wilayah yang lain menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan. Antara lain Rusia, Brasil, India, Arab Saudi, dan juga kawasan Afrika," kata Retno saat diskusi virtual bersama PBNU, Selasa (19/5/2020).

"Ini menunjukkan bahwa Covid-19 masih belum akan selesai dalam waktu dekat," lanjut Retno. 

Baca juga: Tambah 19 Orang, Total 30 Tahanan Polresta Jayapura Positif Covid-19

Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona telah menyebar di 215 negara dan wilayah teritori.

Adapun jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.696.849 orang. Dari jumlah tersebut, 315.131 orang di antaranya telah dinyatakan meninggal dunia.

Sementara, jumlah warga yang telah dinyatakan sembuh mencapai lebih dari 1.800.000 orang.

Dari jumlah tersebut, 1,8 juta orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan lebih dari 311 ribu orang.

"Melihat situasi saat ini, setiap negara harus memenangkan dua peperangan secara sekaligus. Peperangan pertama melawan virus itu sendiri, kedua, melawan kemunduran ekonomi yang disebabkan oleh virus itu," kata dia.

Ia menambahkan, Covid-19 telah menjadi ancaman dalam mempertahankan kondisi perekonomian global.

China yang pada kuartal pertama tahun lalu berhasil mencatat pertumbuhan 6,4 persen, pada periode yang sama tahun ini justru mengalami minus 6,8 persen.

Kondisi serupa juga dialami Singapura yang tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi negatif 2,2 persen pada kuartal pertama. Padahal, tahun lalu pertumbuhan ekonomi mereka mencapai 1 persen.

Adapun wilayah Uni Eropa yang tahun lalu mencatat pertumbuhan ekonomi 1,7 persen, pada kuartal pertama tahun ini justru mencatat pertumbuhan minus 2,7 persen.

"Meski pun kita mengalami penurunan yang cukup tajam dalam konteks pertumbuhan ekonomi, namun kita masih melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2020 masih lebih baik dibandingkan negara lain," kata dia.

Baca juga: Ketua MPR Minta Maaf Konser Amal Covid-19 Abaikan Protokol Kesehatan

Pada kuartal pertama tahun ini, Indonesia masih berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 2,97 persen. Jumlah ini memang turun cukup drastis bila dibandingkan kuarta pertama tahun lalu yang mencapai 5,06 persen.

Retno pun memprediksi, pemulihan ekonomi akan menjadi tantangan yang berat untuk dihadapi oleh seluruh negara pada kuartal kedua tahun ini.

"Dan most likely akan mengalami penurunan yang lebih tajam," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com