Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Krisis Ekonomi 1998 Tak Separah Sekarang

Kompas.com - 06/05/2020, 19:53 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini lebih parah dibandingkan yang terjadi pada tahun 1998.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir dalam Webinar bertajuk Leadership in The Time of Pandemic Crisis yang bertema Kebijakan Strategis Menghadapi Dampak Pandemik di Sektor Pembangunan Manusia Berbasis Revolusi Mental, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Ada Corona, Ekonomi DKI Jakarta Tumbuh 5,06 Persen di Kuartal I 2020

Ia mengatakan, keparahan ekonomi saat ini terjadi dikarenakan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjadi kekuatan perekonomian Indonesia ambruk terlebih dahulu.

"Tahun 1998, krisis ekonomi kita tidak separah sekarang karena waktu itu hanya pelaku-pelaku ekonomi besar saja yang kena dampak fatal. Karena mereka ketergantungan bahan-bahan baku impor untuk produksi masih sangat tinggi, kurs dollar dengan rupiah sangat terjun bebas, tapi UMKM sangat perkasa," ujar Muhadjir.

"Sekarang sebaliknya, UMKM paling remuk duluan karena tiba-tiba mereka sudah tidak bisa jualan, tidak ada lagi daya beli masyarakat tiba-tiba ambruk," kata dia.

Oleh karena itu, penataan ekonomi harus dilakukan perlahan-lahan jangan sampai menjurus ke arah resesi atau depresi ekonomi.

Sebab, apabila itu terjadi, kata dia, akan berbahaya terhadap masa depan bangsa Indonesia.

Muhadjir juga membantah jika saat ini pemerintah hanya fokus mengurusi ekonomi dan tidak mengurusi kesehatan.

"Target kami adalah surpabilitas ekonomi, bagaimana agar ekonomi kita mempunyai daya tahan hidup. Ibarat tanaman, sekarang terhadi hibernasi ekonomi, daun-daunnya rontok, rantingnya kering tapi kita upayakan batangnya jangan sampai ikut kering. Kalau kering, paling tidak akarnya jangan ikut kering," kata dia.

Baca juga: Dampak Corona dan Harga Minyak, Pertumbuhan Ekonomi Arab Saudi Minus 3,2 Persen

Sebab, jika akar tersebut kering, kata dia, fundamental perekonomian negeri ini akan rontok.

Hal itu pula yang membuat pemerintah memberikan insentif dan relaksasi ekonomi untuk menjagar akarnya agar tidak ikut mati akibat Covid-19.

"Kami fokus terhadap jaring pengaman sosial, ketika kita lakukan pengetatan sosial, gerakan manusia dibatasi dan banyak mereka yang kehilangan oportunitas akibat pembatasan itu, maka mau tak mau harus diikuti pemberian besar-besaran untuk masyarakat," kata Muhadjir.

Saat ini, pemerintah fokus memberikan jaring pengaman sosial tersebut di DKI Jakarta dan daerah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com