Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabat Kepala BNPT, Boy Rafli Akan Gandeng Ulama Hadapi Radikalisme

Kompas.com - 06/05/2020, 14:25 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengaku siap bekerja sama dengan semua pihak dalam menanggulangi terorisme di Indonesia.

Boy Rafli siap bekerja sama dengan ulama untuk memerangi radikalisme. Menurut dia, hal ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.

"Sebagaimana yang dipesankan Bapak Presiden Jokowi, kita harus bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, alim ulama, di dalam rangka memodernisasi pemikiran-pemikiran yang katakanlah selama ini mengarah ke pemikiran radikal," kata Boy usai dilantik Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Baca juga: Begini Cara Kombes Ngajib “Cuci Anak yang Terpapar Radikalisme...

Boy menegaskan, upaya mengantisipasi ancaman terorisme tidak cukup hanya dilakukan oleh unsur-unsur petugas aparat negara.

Semua pihak harus bekerja sama agar perang melawan terorisme ini benar-benar dapat berjalan efektif.

"Termasuk mengikutsertakan ulama dalam memberikan pencerahan pada masyarakat," ucap Boy Rafli Amar.

"Sehingga generasi muda kita tidak banyak yang terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran yang tidak sejalan nilai-nilai luhur bangsa kita yang berdasarkan pancasila," kata dia.

Baca juga: BNPT Luncurkan Buku Panduan Pencegahan Radikalisme di Lingkungan BUMN

Selain kerja sama dengan berbagai unsur di dalam negeri, Boy juga mengaku akan berupaya membangun kerja sama dengan sejumlah pihak terkait di luar negeri.

"Karena kita tahu bahwa terorisme adalah kejahatan transnational crime, kejahatan yang terorganisasi, luar biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com