Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Sholah: Sosok Arsitek, Politisi, hingga Ulama...

Kompas.com - 03/02/2020, 07:16 WIB
Dani Prabowo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tutup usia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya.

Adik kandung dari Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dalam usia 77 tahun.

"Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu," kata Irfan Asy'ari Sudirman atau Ipang Wahid, anak Gus Sholah, melalui akun Twitternya @ipangwahid, Minggu (2/2/2020).

Baca juga: Kenangan Wapres Maruf Amin dengan Gus Sholah...

Setelah disemayamkan di rumah duka di Jalan Bangka Raya 2C, jenazah akan diberangkatkan ke Jawa Timur menggunakan pesawat Batik Air melalui Bandara Halim Perdanakusuma pukul 10.00 WIB.

Menurut rencana, jenazah akan disemayamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur sebelum dimakamkan di lokasi yang sama.

Pria kelahiran Jombang pada 11 September 1942 itu merupakan anak dari KH Wahid Hasjim. Selain dikenal sebagai tokoh agama, Gus Sholah juga dikenal sebagai politisi, tokoh HAM, hingga arsitek.

Baca juga: Gus Sholah, Sang Pengingat Pentingnya Menjaga Persatuan

Setelah lulus dari Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), ia bergabung sebagai anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) pada 1973.

Di tingkat mahasiswa, ia juga aktif dalam berbagai organisasi, mulai dari anggota pengurus Senat Mahasiswa Arsitektur ITB, Bendahara Dewan Mahasiswa ITB, Komisariat Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ITB, hingga Wakil Ketua PMII Cabang Bandung.

Cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari itu menikahi Farida dan dikaruniai tiga anak. Selain Ipang Wahid, dua anaknya yang lain yaitu Iqbal Billi dan Arina Saraswati.

Baca juga: Gus Sholah Meninggal, Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita

Gus Sholah juga pernah menduduki kursi anggota MPR pada 1998 hingga 1999. Setelah itu ia menjabat menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hingga 2004. Pada saat yang sama, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM antara tahun 2002-2007.

Pada 2004, ia mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto. Meski pencalonannya didukung oleh empat partai, termasuk Parti Golkar, namun ia harus menerima kenyataan kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Dua tahun kemudian ia resmi menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com