JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ingin desain baru Istana Kepresidenan di Ibu Kota baru tak lagi mengadopsi model kolonial belanda, melainkan yang mencerminkan keberagaman Indonesia.
Hal itu disampaikan Jokowi kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
"Presiden menginginkan misalnya bentuk istananya yang khas Indonesia. Kalau ini kan peninggalan kolonial, barok dan rokoko (pembabakan seni Eropa) ada di sini. Mungkin khas Indonesia akan berbeda," kata Suharso usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Baca juga: Luhut soal Pembangunan Ibu Kota Baru: Akhir Tahun Depan atau Awal 2021
Sebagai informasi, Indonesia saat ini memiliki 5 Istana Kepresidenan yaitu di Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Tampaksiring, dan Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Dalam sejarahnya, Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Bogor, Istana Cipanas, dan Istana Gedung Agung dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Adapun Istana Tampaksiring yang berlokasi di Bali, dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Baca juga: Kalsel Pasang Target Jadi Penyangga Sektor Pangan untuk Ibu Kota Baru
Tak hanya mengubah wajah Istana, Suharso mengatakan bahwa pemerintah akan mempercantik kawasan di sekitar Ibu Kota baru di Kutai Kartanegara-Penajem Passer Utara, Kalimantan Timur.
"Kita akan mengeksploitasi teluk. Kam ada teluk tuh, supaya ada keindahan. Jadi untuk menunjukkan bahwa kita ini negara maritim, negara kepulauan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.