Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dinilai Cenderung Arogan dalam Pendekatan ke Masyarakat

Kompas.com - 07/10/2019, 13:20 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai adanya arogansi anggota kepolisian terhadap masyarakat kecil.

"Kasus-kasus seperti itu memang bukan satu, dua kali terjadi. Memang ada kecenderungan arogansi dari anggota kepolisian dalam pendekatan ke masyarakat," ungkap Bambang ketika dihubungi Kompas.com, Senin (7/10/2019).

Salah satu kejadian baru-baru ini adalah polisi yang menendang pengemudi ojek online saat pengamanan rangkaian Presiden Joko Widodo di Tugu Kujang, Kota Bogor. Insiden yang terekam kamera itu virak di media sosial. 

Baca juga: Kapolres Bogor Minta Maaf Anggotanya Tendang Pengemudi Ojol

Selain itu, tindakan polisi kepada masyarakat maupun wartawan saat pengamanan pasca-unjuk rasa mahasiswa beberapa waktu lalu.

Bambang menilai bahwa arogansi polisi tak terlepas dari sumber daya manusia, pendidikan, serta pengawasan terhadap yang masih belum optimal.

Menurutnya, pendidikan terhadap calon personel Polri belum cukup untuk membentuk budaya disiplin.

"Beberapa pendidikan bintara baru, polisi-polisi baru, 7 bulan, itu tidak cukup untuk mendisiplinkan anggota. Makanya perlu semacam pelatihan yang intensif terkait dengan jargon melindungi, mengayomi, dan melayani," ungkapnya.

Ia menilai bahwa diperlukan pendidikan tambahan secara intensif untuk meningkatkan kedisiplinan anggota Polri. Selain itu, kepala satuan wilayah (Kasatwil) juga perlu memberi contoh menegakkan disiplin dalam bertugas.

Tak hanya itu, Bambang juga berpendapat bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia perlu direvisi terkait aspek pengawasan institusi tersebut.

Menurutnya, mekanisme pengawasan melalui Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tidak efektif.

Baca juga: Tendang Pengemudi Ojol, Anggota Polres Bogor Dimutasi

"Adanya Kompolnas itu kan salah satunya untuk mengawasi kepolisian, tapi faktanya kan Kompolnas bukan berperan sebagai pengawas kan memang dalam aturannya Kompolnas hanya memberikan masukan soal Kapolri dan masukan-masukan soal kebijakan kepolisian kepada presiden," ujarnya.

Sementara, Bambang menuturkan, sanksi yang diberikan Propam juga terkadang kontradiksi dengan kebijakan internal lainnya.

"Beberapa kasus misalnya Peopam memberikan sanksi, tiba-tiba sama SDM diberikan jabatan lebih bagus, seperti itu kan jadi sangat tidak efektif sanksi itu dalam kepolisian," tutur Bambang.

Polisi tendang ojek online

Diberitakan sebelumnya, seorang polisi lalu lintas bernama Aipda R terekam menendang pengemudi ojek online bernama Holil (25).

Kapolresta Bogor Kota, Jawa Barat, Kombes Pol Hendri Fiuser meminta maaf kepada komunitas ojek online (Ojol) terkait tindakan Aipda R tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com