Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ketua DPR Ingin Pemerintah Serius Kelola Anggaran Pendidikan

Kompas.com - 31/08/2019, 21:29 WIB
Mico Desrianto,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah untuk serius mengelola anggaran pendidikan demi mengatasi ketertinggalan dengan negara lain.

Hal tersebut dikatakannya saat seminar nasional bertema "Peranan DPR dalam Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Tinggi di Indonesia" di Jakarta, Sabtu (31/8/2019).

Berdasarkan laporan 1.000 universitas terbaik yang dirilis oleh QS World University Ranking, pada 19 Juni 2019, Indonesia hanya berhasil mengirimkan 9 universitas.

"Padahal DPR telah mengalokasikan 20 persen dana APBN untuk sektor pendidikan. Lalu di APBN 2020, jumlahnya mencapai Rp 505,8 triliun atau meningkat 2,7 persen dibanding tahun lalu," ucapnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (31/8/2019).

Baca juga: Begini Cara DPR Rayakan Ulang Tahun

Dalam laporan QS World University Ranking tersebut, Universitas Indonesia (UI) berada di peringkat ke-296, Universitas Gadjah Mada (UGM) di peringkat ke-320, disusul Institut Teknologi Bandung (ITB) di peringkat ke-331.

"Manajemen pengelolaan dana pendidikan perlu diperbaiki pemerintah," ujar Bamsoet.

Mulai APBN 2019, ujar dia, DPR dan pemerintah sudah menganggarkan dana abadi riset, dimulai dengan Rp 990 miliar dan akan ditingkatkan secara bertahap.

Secara berkala, anggaran dana abadi pendidikan bakal meningkat dari Rp 35 triliun menjadi Rp 55 triliun dengan target mencapai Rp 100 triliun.

Baca juga: DPR: Kejar Semua Pelaku dan Dalang Kerusuhan di Papua

"DPR dan pemerintah juga sepakat mulai APBN 2020 ini ada pengalokasian dana abadi kebudayaan untuk memperkuat sektor pendidikan. Jumlahnya mencapai Rp 5 triliun dan akan bisa digunakan mulai tahun 2021," ujar Bamsoet.

Pengawasan

Melalui pemanfaatan anggaran secara tepat guna dan tepat sasaran, Bamsoet berharap dapat meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Selain itu, dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan tinggi, DPR melalui Komisi X telah membuat berbagai panitia kerja (panja), yaitu Panja Kelembagaan dan Akreditasi Perguruan Tinggi, Panja Standar Nasional Pendidikan Perguruan Tinggi, dan Panja Evaluasi Pendidikan Tinggi.

Baca juga: Soal Energi Terbarukan, DPR Ingin Pemerintah Kerja Sama Lebih Erat dengan Thailand

"Melalui panja-panja tersebut DPR dapat menyerap aspirasi serta bersama-sama mencari solusi terkait permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan," papar Bamsoet.

Lebih jauh Bamsoet menuturkan, salah satu fokus yang menjadi sorotan saat ini adalah permasalahan tata kelola dan mutu perguruan tinggi.

"Kemenristekdikti harus segera menentukan fokus peningkatan mutu, daya saing, akses, tata kelola, dan relevansi agar dapat melakukan percepatan peningkatan kualitas" tutur Bamsoet.

Terakhir, Bamsoet menambahkan pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 66 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hal tersebut demi mewujudkan tiga tujuan utama pendidikan tinggi sesuai amanah UUD 1945, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kedua, mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tri Dharma.

Lalu terakhir mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com