Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kerusuhan di Deiyai, Wiranto: Jangan Sampai Demo-demo Ditunggangi

Kompas.com - 29/08/2019, 17:13 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Kemananan, (Menkopolhukam) Wiranto menyesalkan aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019) yang berujung pada kontak senjata sehingga menimbulkan korban jiwa.

"Nah ini tentunya kita sesalkan dan harus kita hindari kenapa demonstrasi seperti itu brutal sampai membawa korban," kata Wiranto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2019).

Wiranto mengatakan, kontak senjata antara pendemo dan aparat keamanan itu menimbulkan korban, yakni satu anggota TNI gugur, empat anggota polisi luka-luka, dan seorang warga tewas. 

Baca juga: Suasana Duka Selimuti Kediaman Sertu Rikson yang Tewas di Deiyai Papua

Ia menilai, apabila aksi demo dilakukan sesuai dengan aturan, kontak senjata itu tak perlu terjadi.

"Sebenarnya kalau demonstrasi itu dilakukan dengan baik, sesuai dengan aturan main dalam demostrasi. Saya kira kita tidak perlu kuatir," ujar dia. 

Wiranto mengatakan, terkait dengan aksi demo yang terjadi di beberapa wilayah di Papua, pihaknya telah duduk bersama tokoh-tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat agar dapat menenangkan situasi di Papua.

Ia pun khawatir, aksi demo yang kembali terjadi ditunggangi oleh pihak-pihak lain sehingga merugikan masyarakat Papua.

"Sehingga sekarang kalau ada demo-demo lanjutan kita justru khawatir jangan sampai ditunggangi. Jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain yang akan merugikan masyarakat," tutur dia. 

Baca juga: Soal Korban Tewas di Deiyai, Kapolri: Kami Tak Pernah Gunakan Panah

Wiranto juga menyesalkan aksi-aksi demo yang terjadi di Papua berujung pada pengrusakan gedung dan fasilitas umum. Padahal, kata dia, pembangunan infrastruktur itu berasal dari uang rakyat.

"Jadi kalau uang rakyat untuk membangun fasilitas seperti itu dirusak sendiri rakyat ini kan tidak benar. Yang rugi siapa? Yang rugi rakyat juga," kata Wiranto. 

Selanjutnya, Wiranto mengatakan, selama terjadinya aksi demo, aparat keamanan telah diinstruksikan untuk tidak menggunakan peluru tajam.

Oleh karena itu, ia mengingatkan, jangan sampai aksi demo itu dimanfaatkan untuk mencelakakan aparat keamanan.

"Tapi jangan sampai kemudian justru dimanfaatkan oleh pendemo atau pendompleng pendemo untuk mencelakakan aparat keamanan. Diparang, dipanah, itu saya kira tidak manusiawi. Bukan pendemo itu," ucap dia.

Sebelumnya, Kontak senjata terjadi di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Satu prajurit TNI AD dikabarkan gugur, sementara dua anggota Polri terluka.

Baca juga: 5 Personel TNI-Polri yang Terluka di Deiyai Dievakuasi ke Mimika

Kapolda Papua Irjen Rudolf Rodja mengatakan, anggota TNI AD gugur akibat terkena panah, demikian pula dua anggota Polri dari Brimob dan Dalmas.

“Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak,” kata Rodja seperti dilansir dari Antara, Rabu.

Dalam insiden tersebut dilaporkan satu pucuk senjata milik TNI AD hilang.

Ketika ditanya tentang korban lain, Kapolda Papua mengaku belum dapat laporan lengkap. Rodja mengatakan masih berada di Timika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com