JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Sosial masih memverifikasi ahli waris delapan korban tewas akibat gempa bumi yang terjadi di Sumur, Banten, Jumat (2/8/2019) lalu.
"Masing-masing ahli waris akan menerima santunan sebesar Rp 15.000.000. Sekarang masih dalam proses verifikasi," ujar Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat, sebagaimana dikutip Antara, Senin (5/8/2019).
Berdasarkan data BNPB, delapan orang itu terdiri dari dua orang di Kabupaten Lebak, masing-masing bernama Rasinah (48) dan Salam (95). Rasinah meninggal setelah terkena serangan jantung ketika gempa mengguncang. Sementara Salam meninggal dunia karena kelelahan saat evakuasi.
Baca juga: 33 Rumah dan 1 Tempat Ibadah di Cianjur Rusak akibat Gempa Banten
Dua orang meninggal di Kabupaten Sukabumi, atas nama Ajay di Kecamatan Cisolok (58) Ruyani (35) di Kecamatan Waliuran. Adapun, tiga korban lain berasal dari Kabupaten Pandeglang, atas nama Sain (40), Inon (45), Uning (40) dan seorang korban berasal dari Lebak, Kecamatan Wanasalam atas nama Icah binti Sulsalam (65).
Diketahui, Pandeglang merupakan daerah yang mengalami kerusakan paling besar dengan 199 unit rumah rusak ringan, 80 unit rumah rusak sedang, dan 106 unit rumah rusak berat.
Selain terus memverifikasi, Kemensos juga sudah mengirimkan bantuan berupa 500 tenda gulung, 500 lembar selimut, 800 makanan siap saji, 300 paket lauk pauk, 20 ribu bungkus mi instan yang totalnya mencapai Rp 240.935.000.
"Bantuan tersebut didistribusikan kepada korban yang rumahnya mengalami rusak berat dan mengungsi seperti yang dialami warga di Kecamatan Mandalawangi, Kecamatan Carita dan kecamatan lain yang terdampak parah di Pandeglang maupun di kabupaten lain yang terdampak," kata Harry.
Baca juga: 132 Rumah di 34 Kecamatan di Sukabumi Rusak akibat Gempa Banten
Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan bahwa gempa yang melanda Pandeglang bermagnitudo 6,9 pada pukul 19.03 WIB berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten.
BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini terjadinya tsunami, namun peringatan tersebut akhirnya dicabut pada pukul 21.35 WIB.