Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agum Gumelar Ajak Seluruh Purnawirawan TNI Dukung Pemerintah Sekaligus Jadi Oposisi

Kompas.com - 29/07/2019, 13:28 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri (Pepabri), Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar mengajak seluruh purnawirawan TNI angkatan darat, laut dan udara maupun Polri untuk bersatu kembali dan melupakan hiruk pikuk pemilu 2019.

"Saya sangat mendambakan, kemarin-kemarin yang udah buat kita hiruk pikuk, harus jadi kenangan. Dan harus bersatu kembali dengan spirit sapta marga," kata Agum dalam pidato sambutan acara 'Silaturahmi Menhan dengan Purnawirawan TNI' di Gedung Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Baca juga: Hendropriyono Harap Purnawirawan TNI Bersatu, Tak Ada Lagi 01 dan 02

Menurut Agum, tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) tak hanya mendukung pemerintahan terpilih lima tahun ke depan, tetapi juga menjadi oposisi dalam artian mengawal jalannya pemerintahan.

"Mengawal itu dalam arti memberikan dukungan, tapi juga dalam arti menjadi oposisi pun itu mengawal. Karena satu pemerintahan tanpa oposisi, bisa mengarah pada satu pemerintahan yang kembali tidak terkendali," ujarnya.

Baca juga: Menhan Tegaskan Tak Ada Lagi 01 dan 02 di Depan Purnawirawan

Selain itu, Agum mengingatkan tugas TNI yang lebih besar adalah mengawal negara akan ancaman terhadap gerakan yang ingin menggantikan NKRI dan ideologi Pancasila. Menurut dia, ada dua ancaman itu adalah paham komunisme dan gerakan radikal.

"Yang sekarang ini kita kenal ancaman dari ekstrim dan radikal itu ada dua. Pertama dari paham komunis, kedua adalah paham radikal agama yang ingin mendirikan negara khilafah," tuturnya.

Agum mengatakan, dua ancaman tersebut harus diantisipasi melalui kerja sama TNI-Polri.

Baca juga: Jokowi dan Purnawirawan TNI Bahas Kondisi Politik dan Keamanan

Untuk itu, ia mengajak TNI untuk memperkuat soliditas dengan Polri agar bersama-sama menjaga stabilitas keamanan negara dari berbagai ancaman.

"Soliditas kita dalam bentuk TNI dan Polri," pungkasnya.

Acara silaturahmi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan Purnawirawan TNI dimulai sekitar pukul 09:30 WIB.

Dalam acara itu turut dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu, TNI Purn Agum Gumelar, Mantan Panglima TNI Jenderal Purn TNI Djoko Santoso, Laksamana TNI Purn Ade Supandi dan Letjen TNI Purn Rais Abin.

Kompas TV Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menyerahkan proses sejumlah Purnawirawan TNI yang terjerat dalam kasus rusuh 22 Mei kepada aturan hukum yang ada.<br /> Menurut Hadi sejauh ini komunikasi dengan wadah Purnawirawan TNI terus dilakukan untuk menjaga persatuan. Kasus rusuh 22 Mei yang menjerat sejumlah Purnawirawan TNI. Menurut Panglima TNI tak mengganggu soliditas TNI-Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com