Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Ledakkan Gereja Filipina, Pasutri RRZ-UHS Diindoktrinasi di Indonesia

Kompas.com - 25/07/2019, 08:28 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum meledakkan diri di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina pada 27 Januari 2019 lalu, pasangan suami istri RRZ dan UHS rupanya mengikuti program indoktrinasi terlebih dahulu di Indonesia.

Hal itu diungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2019).

"Rekam jejaknya, kedua orang yang bersangkutan mengikuti indoktrinasi, brain wash, penanaman nilai-nilai dari paham radikal ekstrem tersebut," kata Dedi.

Baca juga: Teroris Indonesia Didanai Internasional, Ini Langkah Polri...

Soal siapa yang melakukan brain wash, Dedi belum dapat memastikannya. Namun, yang pasti keduanya terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbasis di Makassar.

Saat brain wash itu dilakukan, lanjut Dedi, pasutri tersebut juga telah menyatakan kesanggupan untuk meledakkan diri di gereja Filipina.

"Ada juga kesanggupan yang bersangkutan untuk menjadi pengantin, suicide bomber," ujar Dedi.

Diketahui, pasutri tersebut memasuki Filipina secara ilegal pada Desember 2018. Adapun, aksi meledakkan diri dilakukan sekitar satu bulan setelahnya.

Namun, tim Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami apakah penentuan target pengeboman juga dilakukan di Indonesia atau usai keduanya sudah masuk ke Filipina.

Oleh sebab itu, komunikasi keduanya dengan JAD dan komunikasi JAD dengan teroris di Filipina juga akan didalami.

"Sebelum dia melakukan (bom bunuh diri), tentunya kan ada komunikasi dulu, komunikasi dengan pihak sana juga," tutur dia.

Baca juga: Kata Polri, Hingga Hari Ini Belum Ada Bukti Keterlibatan WNI Terkait Bom Filipina

Salah satu yang disasar Densus 88 demi mencari titik terang kasus ini adalah menangkap Andi Baso. Ia adalah anggota JAD Makassar yang membantu memasukkan RRZ dan UHS ke Filipina.

Andi Baso saat ini juga sudah dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO) atas perannya dalam peledakan di Gereja Oikumene, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada 2016 silam.

Berdasarkan informasi sementara, Andi Baso saat ini sedang berada di Filipina. Polri bekerja sama dengan kepolisian Filipina untuk mengejar Andi.

Polisi awalnya mengetahui ihwal aktivitas teror yang dilakukan RRZ dan UHS setelah menangkap terduga teroris berinisial N (39) di Padang, Sumatera Barat, dan Y yang diamankan di Malaysia pada awal Juni 2019.

Awalnya, polisi Filipina hingga Polri kesulitan mengidentifikasi kedua pelaku teror tersebut.

Bom bunuh diri itu sendiri terjadi pada 27 Januari 2019. Saat itu, misa sedang berlangsung.

Ledakan pertama terjadi di dalam gereja di Jolo, sementara bom kedua meledak saat petugas keamanan bergerak ke lokasi ledakan untuk memberi pertolongan terhadap para korban.

Akibatnya, aksi teror itu menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.

Beberapa hari setelah kejadian, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina berasal dari Indonesia.

Kompas TV Mabes Polri mengidentifikasi 2 warga negara Indonesia, diduga pelaku bom bunuh diri di wilayah Jolo, Filipina, pada Januari lalu. Polri perlu menyelidiki lebih jauh soal pelaku, karena keduanya masuk secara ilegal ke Filipina.<br /> <br /> Polri bersama kepolisian Filipina mengembangkan hasil pemeriksaan 5 tersangka lainnya, yang menginformasikan pelaku bom bunuh diri merupakan WNI.<br /> <br /> Kesulitan dalam mengungkap identitas pelaku, karena keduanya merupakan deportan dari Turki yang masuk melalui jalur ilegal ke Filipina.<br /> <br /> Kepastian identitas kedua pelaku bom bunuh diri ini terungkap setelah Densus 88 menangkap dua anggota JAD pada Kamis pekan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com