JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyadari urusan personal tak boleh menghambat dinamika politik.
Seperti diketahui, hubungan Megawati dengan SBY dirumorkan renggang sejak Pilpres 2004.
Hal itu dikatakan Ray terkait beberapa pertemuan antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden RI Joko Widodo belakangan ini.
"Kedua tokoh ini menyadari bahwa persoalan personal mereka memang tidak boleh menghambat dinamika politik yang lebih besar bagi kedua pihak. Apalagi dalam situasi yang saling menguatkan dan pelaku utamanya bukanlah mereka berdua tapi masuk ke generasi berikutnya," ungkap Ray melalui keterangan tertulis, Kamis (6/6/2019).
Baca juga: Yenny Wahid: Semoga Kita Dapat Mencontoh Akhlak Baik dari AHY dan Ibas...
Saat SBY ingin maju di Pilpres 2004, Megawati menjabat sebagai presiden dan SBY sebagai Menko Polhukam.
Singkat cerita, SBY kemudian mundur sebagai menteri lalu mendeklarasikan Partai Demokrat. SBY kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla, kemudian memenangi Pilpres 2004.
Saat itu, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.
Lebih lanjut, Ray menilai bahwa dengan masing-masing mampu menahan ego, pertemuan antara AHY dengan Jokowi pun tampak berjalan mulus.
"Kemampuan keduanya menahan ego personal memungkinkan langkah AHY dan Jokowi tidak mendapat sandungan," katanya.
Baca juga: Pengamat Nilai Ada Perubahan Strategi AHY, dari Menunggu ke Mendatangi
Selain itu, Ray melihat ada perubahan dalam strategi politik Partai Demokrat yang dilakukan AHY. Perubahan itu adalah AHY menjadi lebih aktif.
"Khususnya AHY, nampaknya ada perubahan strategi politik yang drastis. Dari menunggu ke mendatangi. Dari biasanya pasif ke aktif," tutur Ray.
"Belajar dari berbagai pengalaman terlambat secara politik dalam beberapa kasus terakhir, mengakibatkan strategi politik harus diubah. Bila selama ini lebih banyak menunggu, saatnya langsung menjemput," sambung dia.
Ray berpandangan bahwa strategi tersebut sesuai dengan usia AHY dan dinilai lebih ampuh.
Baca juga: Silaturahim dengan Jokowi, AHY dan Ibas Diterima Khusus di Istana Merdeka
Oleh karena itu, Ray berpendapat bahwa pertemuan antara AHY dengan Jokowi merupakan langkah untuk mengkonsolidasikan posisi Partai Demokrat pasca-pencoblosan.
"Dalam pertimbangan itulah, maka saya melihat seluruh langkah AHY ataupun SBY pasca-pencoblosan adalah langkah taktis untuk konsolidasi posisi AHY dan umumnya posisi PD," ujarnya.
Pertemuan terakhir saat AHY bersilaturahim dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
AHY datang bersama istrinya, Anissa Pohan, Edhie Baskoro Yudhoyono dan istrinya Siti Aliyah Rubi Rajasa.