Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Pengamat, Ada Peran Megawati dan SBY dalam Pertemuan Jokowi-AHY

Kompas.com - 06/06/2019, 22:40 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyadari urusan personal tak boleh menghambat dinamika politik.

Seperti diketahui, hubungan Megawati dengan SBY dirumorkan renggang sejak Pilpres 2004.

Hal itu dikatakan Ray terkait beberapa pertemuan antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden RI Joko Widodo belakangan ini.

"Kedua tokoh ini menyadari bahwa persoalan personal mereka memang tidak boleh menghambat dinamika politik yang lebih besar bagi kedua pihak. Apalagi dalam situasi yang saling menguatkan dan pelaku utamanya bukanlah mereka berdua tapi masuk ke generasi berikutnya," ungkap Ray melalui keterangan tertulis, Kamis (6/6/2019).

Baca juga: Yenny Wahid: Semoga Kita Dapat Mencontoh Akhlak Baik dari AHY dan Ibas...

Saat SBY ingin maju di Pilpres 2004, Megawati menjabat sebagai presiden dan SBY sebagai Menko Polhukam.

Singkat cerita, SBY kemudian mundur sebagai menteri lalu mendeklarasikan Partai Demokrat. SBY kemudian maju sebagai capres bersama Jusuf Kalla, kemudian memenangi Pilpres 2004.

Saat itu, pasangan SBY-JK mengalahkan Megawati sebagai petahana yang berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi.

Lebih lanjut, Ray menilai bahwa dengan masing-masing mampu menahan ego, pertemuan antara AHY dengan Jokowi pun tampak berjalan mulus.

"Kemampuan keduanya menahan ego personal memungkinkan langkah AHY dan Jokowi tidak mendapat sandungan," katanya.

Baca juga: Pengamat Nilai Ada Perubahan Strategi AHY, dari Menunggu ke Mendatangi

Selain itu, Ray melihat ada perubahan dalam strategi politik Partai Demokrat yang dilakukan AHY. Perubahan itu adalah AHY menjadi lebih aktif.

"Khususnya AHY, nampaknya ada perubahan strategi politik yang drastis. Dari menunggu ke mendatangi. Dari biasanya pasif ke aktif," tutur Ray.

"Belajar dari berbagai pengalaman terlambat secara politik dalam beberapa kasus terakhir, mengakibatkan strategi politik harus diubah. Bila selama ini lebih banyak menunggu, saatnya langsung menjemput," sambung dia.

Ray berpandangan bahwa strategi tersebut sesuai dengan usia AHY dan dinilai lebih ampuh.

Baca juga: Silaturahim dengan Jokowi, AHY dan Ibas Diterima Khusus di Istana Merdeka

Oleh karena itu, Ray berpendapat bahwa pertemuan antara AHY dengan Jokowi merupakan langkah untuk mengkonsolidasikan posisi Partai Demokrat pasca-pencoblosan.

"Dalam pertimbangan itulah, maka saya melihat seluruh langkah AHY ataupun SBY pasca-pencoblosan adalah langkah taktis untuk konsolidasi posisi AHY dan umumnya posisi PD," ujarnya.

Pertemuan terakhir saat AHY bersilaturahim dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/6/2019).

AHY datang bersama istrinya, Anissa Pohan, Edhie Baskoro Yudhoyono dan istrinya Siti Aliyah Rubi Rajasa.

Kompas TV Putra presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Edie Baskoro Yudhoyono memanfaatkan momen Idul Fitri dengan bersilaturahim ke kediaman presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid. Momen kunjungan AHY dan Ibas beserta istri dan anak ke kediaman almarhum Gus Dur diunggah putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid di akun Instagram-nya. Yenny memuji kunjungan kedua putra SBY dengan menyebut mereka tamu-tamu soleh dan solehah. Walaupun masih dalam suasana berduka, kedua putra SBY menyempatkan diri bersilaturahim yang disebut Yenny sebagai akhlak yang baik. Yenny pun menyampaikan salam untuk Susilo Bambang Yudhoyono agar tabah setelah kepergian ibu Ani Yudhoyono. #AHY #YennyWahid #KeluargaGusdur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com