JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon memandang ironis banyak anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia usai bertugas pada hari Pemilu 2019.
Fadli mengapresiasi anggota KPPS yang sudah bekerja mengawal suara rakyat dari kecurangan Pemilu.
"Dan saya kira ini menjadi bencana politik dan saya sangat mengapresiasi apalagi mereka yang sudah bekerja keras menjaga suara rakyat dari kecurangan yang masif," kata Fadli saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Baca juga: Anggota KPPS Meninggal Bertambah Jadi 144, Sakit 883
Fadli mengatakan, insiden meninggalnya anggota KPPS harusnya bisa diantisipasi oleh penyelenggara Pemilu. Menurut dia, di pesta demokrasi seharusnya masyarakat bersuka cita.
"Mestinya ada mekanisme atau semacam atau antisipasi untuk mencegah korban yang tidak perlu. Ini kan harus menjadi pesta demokrasi yang membuat orang bersuka cita karena memberikan hak mereka," ujarnya.
Selanjutnya, Fadli mengatakan, DPR tentu akan mengkaji kembali penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.
Baca juga: Banyak petugas KPPS meninggal, Maruf Amin Menilai Sistem Pemilu Perlu Dievaluasi
"Ya mungkin itu menjadi kajian komisi terkait supaya ada evaluasi. Pasti harus ada evaluasi terhadap pemilu ini," pungkasnya.
Jumlah anggota KPPS meninggal dunia bertambah menjadi 144. Selain itu, 883 anggota KPPS dilaporkan sakit. Jumlah ini mengacu pada data KPU hingga Rabu (24/4/2019) pukul 15.15 WIB.
"Petugas pemilu kedukaan, sakit 883, wafat 144, total 1.027. Tersebar di 33 provinsi," kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Usulan KPU soal Santunan Petugas KPPS Disetujui Kemenkeu, Nominal Belum Ditentukan
Jumlah terbanyak anggota KPPS meninggal dunia ada di Jawa Barat, yaitu 38 orang. Sementara jumlah terbanyak anggota KPPS yang sakit ada di Sulawesi Selatan, yaitu 191 orang.
Baik anggota KPPS yang meninggal maupun sakit sebagian besar disebabkan karena kelelahan dan kecelakaan.