Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Cek Fakta Internasional, Bagaimana Awalnya?

Kompas.com - 02/04/2019, 14:48 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita bohong atau hoaks mudah mengalir ke masyarakat seiring berkembang pesatnya informasi. Kecepatan internet tak dibarengi dengan kesadaran diri seseorang dalam menyaring informasi.

Karena itu, media perlu untuk membentengi diri dari kuatnya arus informasi yang berkembang pesat. Salah satunya adalah dengan menerapkan fact checking atau cek fakta.

Cek fakta diharapkan bisa diterapkan untuk menyaring berita-berita hoaks yang berkembang di masyarakat.

Beberapa media juga sudah terdaftar secara resmi dalam lembaga pengecekan fakta tingkat internasional atau International Fact Checking Network (IFCN), termasuk Kompas.com.

Lantas, bagaimana awal mulanya ?

Dilansir dari politifact.com, penetapan itu berawal pada 2016 di Buenos Aires, Argentina. Beberapa media dan lembaga cek fakta membuat kesepakatan untuk menetapkan Hari Pengecekan Fakta Internasional dalam upaya memberantas hoaks dan disinformasi.

Akhirnya, disepakati bahwa 2 April diperingati sebagai Hari Cek Fakta Internasional.

Sebenarnya, fack-checking sudah dilakukan sejak dulu oleh sejumlah media kredibel di dunia. Di Amerika Serikat misalnya, organisasi independen memulainya sejak awal 2000-an.

Pemeriksa fakta seperti PolitiFact, FactCheck.org, dan tim pemeriksa fakta Washington Post melakukan pengecekan atas klaim berita yang berembus.

Namun, dalam praktiknya, ribuan cek fakta yang dilakukan dinilai kurang maksimal. Selain itu, keakuratannya juga masih ada yang dipertanyakan.

International Fack Checking Day pun diharapkan mampu meningkatkan kualitas bagi pers dan lembaga pengecekan fakta dalam melakukan tugasnya.

Berkembang

Setelah penetapan hari cek fakta, berita hoaks masih saja sering berseliweran. Untuk meningkatkan kesadaran tentang pengecekan fakta di seluruh dunia,

IFCN-Poynter kemudian mengkoordinasikan peringatan Hari Cek Fakta Internasional dengan meluncurkan Factcheckingday.com.

IFCN adalah bagian dari Poynter Institute yang didedikasikan untuk mempersatukan pemeriksa fakta di seluruh dunia.

Lembaga itu membangun koalisi yang lebih luas, terdiri dari para jurnalis, mahasiswa, dan konsumen media untuk mempersenjatai diri dengan alat dan metode yang diperlukan dalam menguraikan mana saja yang fakta dan hoaks.

Pada 2017, The Washington Post, CNN, Repubblica, Sky, dan organisasi berita lainnya di seluruh dunia meliput Hari Pengecekan Fakta Internasional pertama.

Ribuan orang menggunakan tagar #FactCheckIt pada 2 April 2017. Para guru di lebih dari 50 negara mengunduh rencana pelajaran cek fakta, yang tersedia untuk lebih dari 100.000 siswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com