Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Selesai 10 Tahun, Anggaran Pembangunan Infrastruktur DKI Rp 571 Triliun

Kompas.com - 11/03/2019, 18:28 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, pihaknya ditargetkan menyelesaikan pembangunan infrasfruktur Ibu Kota terkait transportasi, pemukiman, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah selama 10 tahun.

Hal tersebut, kata Anies, merupakan keputusan yang ditetapkan melalui Rapat Kabinet Kerja bulan lalu, terkait pembangunan infrastruktur Ibu Kota. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 571 triliun.

"Kesimpulan dalam sidang kabinet waktu itu adalah Pemprov DKI diberikan tugas dan tugas ini harus dilakukan selama 10 tahun, dan pembangunannya tidak dilakukan bertahap 30-40 tahun, tapi dikebut semua dalam waktu 10 tahun sehingga bisa tuntas," kata Anies usai rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (11/3/2019)

"Karena mau dikebut, maka dananya harus dikejar. Proyeksi sementara akan diperlukan lebih dari Rp 571 triliun," tambah Anies.

Ia menyatakan, melalui rapat bersama Wapres, Menteri Keuangan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tadi, telah diketahui sumber pendanaan untuk melaksanakan proyek pembangunan infrastruktur tersebut.

Nantinya anggaran pembangunan infrastruktur Jakarta diperoleh dari pinjaman, investasi, dan kemitraan dengan swasta.

Menurut Anies, nantinya skema pendanaan pembangunan infrastruktur Jakarta di keempat sektor tersebut berkaca pada model pendanaan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT).

"Salah satu contoh yang digunakan adalah MRT. MRT adalah contoh dimana untuk pembangunannya kita mendapatkan pinjaman dari Jepang kemudian pinjaman itu displit (dipisah), kami membayar 51 persen, kemudian pemerintah pusat membayar 49 persen," papar Anies.

"Itu salah satu contoh. Tapi tidak semua menggunakan mekanisme yang sama," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com