JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir mengingatkam agar riset harus disesuaikan dengan permintaan pasar.
Ia mengatakan hal tersebut harus dilakukan agar hasil riset tak terbuang sia-sia. Apa lagi, kata Nasir, riset biasanya menghabiskan dana yang besar.
"Makanya nanti riset bukan based of common sense. Tapi riset harus based on demand. Harus market driven, pasarnya apa yang membutuhkan. Jangan dibalik keinginan peneliti. Ini enggak boleh. Peneliti harus diarahkan sesuai kebutuhan masyarakat," ujar Nasir di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (8/3/2019).
"Nanti hasilnya tidak bisa diterapakan, jangan. Enggak boleh ini. Apa artinya riset, jangan dihamburkan, tidak ada nilai tambah nanti," lanjut dia.
Baca juga: Menilik Besarnya Anggaran Riset Malaysia...
Ia pun mengatakan ke depan lembaga riset harus bisa mensinkronkan kebutuhan masyarakat dengan riset yang dilakukan. Nasir menambahkan, nantinya sinkronisasi juga harus dilakukan oleh antar lembaga riset, terutama yang dibawahi pemerintah.
Dengan demikian, lanjut dia, riset akan berlangsung efektif dan efisien dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Lembaga riset itu tugasnya adalah bagaiamana mensinkronkan riset lembaga yang ada di kementerian. Baik itu ada di Kementerian Riset Dikti, ataupun lembaga kementerian lain. Bagaimana kami sinkronkan. Kami ada juga namanya RIRN, Rencana Induk Riset Nasional," lanjut Nasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.