Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Presiden dan Politik Saling Negasi

Kompas.com - 06/03/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam sebuah surat yang dibacakan oleh Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, Kamis (28/2/2019), menilai Pilpres 2019 sebagai ajang pilpres paling keras sejak reformasi.

Penilaian SBY ini didasarkan polarisasi masyarakat yang sangat tajam, lebih tajam dibandingkan pilpres-pilpres sebelumnya.

“Pemilu memang keras. Tapi tak sepatutnya menimbulkan perpecahan dan disintegrasi. Diperlukan tanggung jawab dan jiwa besar kita semua. Utamanya para elite dan pemimpin bangsa,” kata SBY.

Pilpres 2019, begitu pula Pilpres 2014, membuat masyarakat terbelah antara pendukung Jokowi dan Prabowo. “Perang” antarpendukung terjadi di berbagai media sosial, menguras energi dan tenaga. Perang pendukung tak lagi sehat karena sudah melupakan akal sehat, dan tak jarang hingga memutus silaturahmi.

Panasnya suhu politik yang melahirkan polarisasi tajam di masyarakat tak bisa dipungkiri sebagai akibat dari tindakan para elite politik.

Dari cara berkampanye yang dilakukan, khususnya narasi-narasi kampanye yang dibangun, tampak bahwa para elite seakan memaknai politik kontestasi pilpres sebagai ajang perang untuk menjatuhkan dan menegasikan (meniadakan) kubu lawan demi kepentingan pragmatis merebut kekuasaan.

Padahal, pilpres sejatinya merupakan ajang (atau diistilahkan ‘pesta’) demokrasi yang menjunjung nilai kompetisi dan saling menghormati. Di satu sisi kompetisi atas ide dan gagasan guna mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik, di sisi lain menjaga martabat masing-masing dengan saling menghormati.

Pemaknaan politik pilpres oleh para elite tersebut setidaknya tercermin dari strategi, atau setidaknya diksi, yang diadopsi. Istilah “Perang Total”, misalnya, digunakan oleh TKN Jokowi-Ma’ruf untuk merebut kemenangan dalam persentase optimal.

 “Totalitas jadi hal yang kita dengungkan,” kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Moeldoko, seperti dikutip.

Politik negasi dalam pilpres dan tajamnya polarisasi masyarakat yang ditimbulkan akan dibahas pada panggung Satu Meja The Forum yang ditayangkan secara langsung di Kompas TV, Rabu (6/3/2019).

Memaknai pesta demokrasi

Di Indonesia, istilah “pesta demokrasi” telah melekat atau dipertukarkan dengan “Pemilu” di berbagai tingkatannya, mulai dari pilkada, pileg, hingga pilpres.

Pengertian pesta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merujuk pada perayaan dan bersuka ria. Pesta selayaknya disambut dengan suka ria, bukan sebaliknya dengan perasaan mencekam dan menegangkan.

Istilah “pesta demokrasi” diperkenalkan Presiden Soeharto. Presiden RI kedua tersebut menyematkan julukan itu saat berpidato di pembukaan Rapat Gubernur/Bupati/Walikota se-Indonesia di Jakarta, Senin 23 Februari 1981.

“Pemilu harus dirasakan sebagai pesta poranya demokrasi, sebagai penggunaan hak demokrasi yang bertanggung jawab dan sama sekali tidak berubah menjadi sesuatu yang menegangkan dan mencekam,” kata Soeharto.

Pemilu di Indonesia yang pertama kali dijuluki “pesta demokrasi” adalah Pemilu 1982.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com