Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN Jokowi Minta Polisi Ungkap Aktor Intelektual soal "Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Azan"

Kompas.com - 25/02/2019, 16:09 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ade Irfan Pulungan meminta polisi mengungkap aktor intelektual kampanye hitam yang menyatakam tak akan ada azan lagi bila Jokowi-Ma'ruf menang.

"Yang harus kita telusuri bersama itu adalah, apakah ibu-ibu itu, tiga orang ibu itu, melakukan komunikasi kepada masyarakat-masyarakat di sekitar situ, dia secara spontan berdiri sendiri atau ada orang yang memengaruhinya. Nanti penyidik bisa mendapatkan informasi itu," kata Irfan saat dihubungi, Senin (25/2/2019).

Ia menilai tiga ibu-ibu yang menyampaikan kampanye hitam kepada warga di Karawang, Jawa Barat bisa jadi dipengaruhi oleh pihak tertentu.

Baca juga: Polisi Mulai Periksa 3 Perempuan Terkait Video Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

Sebab, menurut Irfan, dari video yang beredar, ibu-ibu tersebut tak memahami benar apa yang mereka sampaikan. Ketiga perempuan itu juga terkesan tak mengetahui dampak hukum yang bakal mereka dapat jika menyebar kampanye hitam.

Irfan mengatakan, apabila nantinya terbukti ada pihak tertentu yang memengaruhi atau memerintahkan ketiga perempuan, hal itu menunjukkan adanya upaya terstruktur dan sistematis dalam melakukan kampanye hitam.

"Kalau dia dipengaruhi oleh orang lain, artinya kan ada niat secara terstruktur dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu, atau orang-orang yang punya kepentingan terhadap itu. Membodohi, menipu, mengadu domba masyarakat," tutur Irfan.

"Saya yakin ibu itu juga tidak paham secara keseluruhan, kalau dia mengatakan itu efek hukumnya apa. Karena kan saya lihat dari segi komunikasinya kan komunikasi yang biasa kan ya. Ini makanya kami dari Direktorat Hukum TKN pertama memang menyesalkan peristiwa itu," lanjut Irfan.

Sebelumnya, video ibu-ibu yang menyebut jika Jokowi terpilih kembali, tidak akan ada azan lagi viral di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah akun Instagram indozone.id.

Baca juga: Tanggapan TKD Jabar soal Video Jika Jokowi Terpilih, Tak Ada Lagi Azan

Dalam video tersebut tampak dua perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda. Diduga hal itu untuk memengaruhi warga agar tidak memilih Jokowi pada pilpres mendatang.

"Moal aya deui sora azan, moal aya deui nu make tiyung. Awewe jeung awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (Tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan sama perempuan boleh menikah, laki-laki sama laki-laki boleh menikah)," kata perempuan dalam video tersebut.

Kapolres Karawang AKBP Nuredy Irwansyah Putra menyebut, tiga perempuan yang terkait dengan dugaan video berisi kampanye hitam diamankan ke Polda Jabar untuk menghindari konflik. 

Kompas TV Polisi menangkap tiga perempuan yang diduga melakukan hasutan lewat kampanye dari pintu ke pintu di Karawang yang videonya viral. Ketiga perempuan ditangkap karena diduga kuat melakukan kampanye hitam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com