Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Debat, Ma'ruf Amin Dapat Masukan dari Asosiasi Profesi

Kompas.com - 22/02/2019, 18:22 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mendapatkan masukan dari asosiasi profesi untuk menghadapi debat ketiga, bulan depan.

Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Usman Kansong mengatakan asosiasi yang memberi masukan berkaitan dengan tema debat ketiga.

Adapun tema debat ketiga meliputi isu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan.

"Pak Kiai sudah brainstorming untuk materi ya, dilakukan oleh satu asosiasi profesi karena temanya kan terkait dengan SDM," ujar Usman di Posko Cemara, Jumat (22/2/2019).

Usman tidak menyebut asosiasi profesi apa saja yang memberi masukan kepada Ma'ruf. Namun demikian, Usman mengatakan tema debat berikutnya berkaitan dengan banyak asosiasi profesi.

Ma'ruf siap mendengar masukan dari serikat buruh, dokter, dan para guru.

Baca juga: Selasa Pekan Depan, KPU Tentukan Moderator Debat Ketiga Pilpres

Menurut Usman, pihaknya tidak sulit untuk mencari pihak yang bisa memberi masukan. Kader di internal partai koalisi juga banyak yang berprofesi sebagai guru, dokter, atau aktivis perburuhan.

"Kita kan punya banyak caleg dokter, di PDI-P saja banyak," kata dia.

Debat ketiga pilpres akan diselenggarakan pada Minggu (17/3/2019). Pesertanya adalah para calon wakil presiden yaitu Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.

Debat akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, oleh Trans 7, Trans TV, dan CNN Indonesia TV.

Kompas TV Wacana pengurangan jumlah pendukung paslon yang hadir dalam debat muncul setelah tim BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Bawaslu keberatan dengan riuhnya pendukung kedua Capres yang dinilai mengganggu konsentrasi debat. Perwakilan BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, menilai banyaknya jumlah pendukung paslon yang hadir saat debat berpotensi menimbulkan pelanggaran tata aturan debat yang telah disepakati sebelumnya. Sementara itu, perwakilanTKNJoko Widodo-Ma'ruf Aminpunsiap bila kuota pendukung di debat ketiga nanti dikurangi.Menurut TKN Jokowi-Ma'ruf, jumlah penonton yang hadir bukanlah hal yang utama. Yang tepenting substansi debat dapat menyelesaikan masalah. Kericuhan sempat terjadi saat jeda off air di arena debat kedua capres Minggu (17/2) malam. Keributan terjadi saat tim BPN Prabowo-Sandi melayangkan protes pada KPU atas pernyataan Jokowi yang dinilai menyerang secara pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com