JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemanan (Polhukam) Wiranto, meminta polisi segera mengungkap pelempar bom molotov di rumah Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui ada ledakan yang diduga berupa bom molotov di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2019) pagi.
"Bom di mana saja, siapapun yang membuat bom itu. Yang berusaha untuk menakut-nakuti, ya ditangkap saja, dihukum," kata Wiranto saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
"Kita tinggal mengusut, polisi sudah (harus) nangkep, sudah ada identifikasi manusianya siapa, kejar, tangkap, proses latar belakangnya apa," kata Wiranto lagi.
Baca juga: Rumah Wakil Ketua KPK Dilempar Bom Molotov, Polisi Kerahkan Densus 88
Ia menambahkan kejadian tersebut merupakan teror yang berupaya menimbulkan ketakutann publik.
Ia mengatakan, masyarakat dan pemerintah tentunya tidak menginginkan adanya gangguan keamanan menjelang Pemilu yang akan berlangsung 17 April.
"Kita tidak ingin menjelang pemilu itu, kita kan kurang tiga bulan lagi kan, untuk membuat masyarakat resah, membuat masyarakat terancam. Itu dari manapun, dari siapapun, kita sedapat mungkin sudah dapat menangkalnya. Itu yang penting," lanjut Wiranto.
Pihak kepolisian membenarkan adanya ledakan yang diduga berupa bom molotov di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2019) pagi.
Baca juga: Polisi: Ada Dua Bom Molotov Dilemparkan ke Rumah Wakil Ketua KPK
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyampaikan tim yang dibentuk Polda Metro Jaya langsung mengecek dan mengolah tempat kejadian perkara (TKP).
Kejadian tersebut benar terjadi hari ini. Saat ini Polda Metro Jaya sedang membentuk tim yang dibackup Mabes Polri dalam hal ini Densus 88,” ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2019).
Dedi mengatakan, polisi akan segera mungkin mengungkap peristiwa peledakan yang diduga bom molotov itu.
Saat ini, kata Dedi, tim Inafis dan Laboratoriun Forensik dibantu Densus 88 sedang mengolah kejadian tempat perkara kejadian (TKP) dan menganalisa alat bukti.
Densus 88, kata Dedi, telah memiliki pengalaman dalam mengungkap berbagai peristiwa terkait teror dan bahan peledak.
“Mereka (Densus 88) sudah memiliki kompetensi yang cukup lengkap. Oleh karena itu, tugasnya dari Densus 88 membackup tim yang sudah dibentuk oleh bapak Kapolda Metro Jaya,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, di TKP telah ditemukan beberapa barang bukti, seperti pecahan-pecahan botol, bekas api yang terus didalami oleh laboratorium forensik.
Dedi mengungkapkan, tidak ada korban akibat ledakan yang diduga bom molotov itu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.