Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Prediksi Erupsi Anak Krakatau Tak Akan Sebesar Tahun 1883, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 28/12/2018, 17:42 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memprediksi erupsi Gunung Anak Krakatau tak akan sebesar erupsi di Gunung Krakatau di tahun 1883.

Sebab, kata dia, diameter Gunung Anak Krakatau hanya 2 kilometer sedangkan diameter Gunung Krakatau dulu mencapai 12 kilometer.

"Apakah potensi dari Gunung Anak Krakatau akan besar seperti ibunya, tahun 1883? Sangat kecil. Karena diameter dari Gunung Anak Krakatau itu hanya 2 kilometer. Sementara Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883, 6 kali lipat, diameternya 12 kilometer," kata Sutopo saat menggelar konferensi pers terkait penanganan bencana tsunami Selat Sunda di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat (28/12/2018).

Baca juga: BNPB Sebut Dampak Erupsi Anak Krakatau Tak Akan Sampai Jakarta dan Utara Jawa

Sutopo menambahkan, diameter Gunung Anak Krakatau yang lebih kecil mengakibatkan ukuran dapur magma di dalamnya juga kecil.

Karena itu, Sutopo memprediksi letusan Gunung Anak Krakatau tidak akan menyebabkan bencana besar dan gelombang tsunami yang tinggi.

"Sehingga kemungkinan terjadinya erupsi tidak akan menyebabkan bencana besar, juga tidak akan menimbulkan tsunami yang besar seperti tahun 1883 yang menerjang wilayah di sini dengan ketinggian pada saat itu sampai dengan 36 meter," ujar Sutopo.

Baca juga: Aktivitas Gunung Anak Krakatau Meningkat, Transportasi Udara dan Laut Belum Terganggu

"Jadi kami mengimbau kepada masyarakat di sekitar sini, satu, untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaannya. Tetap mengacu kepada institusi PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) maupun BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)," lanjut dia.

Sebelumnya status Gunung Anak Krakatau dinaikkan menjadi siaga level III setelah sebelumnya berstatus waspada.

Perubahan status ini lantaran adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terus meningkat sejak Rabu (27/12/2018) sore.

Baca juga: 116 Pengungsi Tsunami Selat Sunda di Labuan Terserang ISPA

Perubahan status ini dikonfirmasi oleh Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak Krakatau Kushendratno.

"Betul, (status) naik siaga sejak hari ini pukul 06.00 WIB," kata Kushendratno saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/12/2018).

Naiknya status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga level III membuat raidus bahaya diperluas dari sebelumnya dua kilometer menjadi lima kilometer.

"Imbauan untuk warga untuk menghindari radius lima kilometer dari Gunung Anak Krakatau," imbau dia.

Kompas TV Ribuan warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan, yang kini berada di posko bencana lapangan tenis indoor memintakejelasan pemerintah terkait kelanjutan hidup mereka.<br /> <br /> Kondisi anak Gunung Krakatau yang terus erupsi membuat pengungsi takut kembali ke Pulau Sebesi. Sementara, mereka juga ingin kembali beraktivitas. Mayoritas warga Sebesi bekerja sebagai nelayan dan petani.<br /> <br /> PVMBGkini telahmenaikkan status siaga Gunung Anak Krakatau kelevel siaga. Warga diimbau mendekatigunungdenganradius 5 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com