JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai, infrastruktur yang diperlukan di suatu negara bukan cuma jalan tol atau gedung tinggi, tetapi sarana lain yang bisa menyerap tenaga kerja.
Sandiaga mencontohkan infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat, misalnya irigasi.
"Petani juga butuh infrastruktur. Masyarakat desa juga butuh infrastruktur, bukan hanya untuk mobil dan masyarakat perkotaan. Petani itu juga harus dilindungi. Bangsa ini kaya, " kata Sandiaga seperti dikutip Antara, Selasa (4/12/2018).
Tanggapan itu disampaikan Sandiaga ketika melakukan dialog dengan perwakilan desa di Waduk Gondang, Gondang Lor, Kabupaten Lamongan.
Para peserta dialog yang kebanyakan petani, mengeluhkan infrastruktur pertanian, khususnya masalah irigasi.
Hal itu dikemukakan Isna Vayani, petani Padi di Gedungpring, Lamongan. Menurutnya pemerintah harus memperhatikan soal pengairan yang menjadi faktor utama suburnya tanaman padi.
"Sawah-sawah kami kering pak, walau di musim hujan. Saya minta kalau bapak menjadi wapres 2019 pengairan irigasi di sini diperbaiki. Sulitnya kami mendapatkan air. Ini sudah kami sampaikan terus menerus. Namun ya itu, kok kayaknya kami tidak didengar," terang Vani.
Sementara itu, Prapto, perwakilan dari petani tembakau dan tebu, mengeluhkan impor gula yang bisa mematikan petani. Dia juga mengatakan bahwa rencana impor tembakau dari China membuatnya kian pusing.
"Sudah habis pak kata-kata. Kok kami petani seolah tidak diberdayakan, justru yang diberdayakan orang asing," kata Prapto.
Baca juga: Dapat Rp 4 Juta dari Emak-emak, Sandiaga Bilang Dulu Tebar Uang, Kini Terbalik
Menanggapi hal itu, Sandiaga mengakui, persoalan seperti itulah yang mendorongnya bersama Prabowo Subianto mencalonkan diri menjadi Capres dan Cawapres.
"Ibu Vayani dan Pak Prapto enggak usah khawatir. Jika amanat itu diberikan kepada kami, semua curhatan ini akan kami dengar dan kami cari solusinya," kata Sandiaga.