Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPP PKS Sebut Ketegangan Gerindra-Demokrat Persoalan Biasa

Kompas.com - 16/11/2018, 11:05 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Pipin Sopian menilai ketegangan antara Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merupakan persoalan biasa dalam koalisi politik. Pipin yakin masalah itu akan cepat selesai.

"Ini kan riak-riak kehidupan di rumah tangga, saya yakin bisa selesai. Sebetulnya kasus yang sama terjadi juga di Tim Kampanye Nasional (TKN) Pak Jokowi," kata Pipin yang ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Sebelumnya, dalam akun Twitter resminya, SBY meminta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno fokus untuk memaparkan kebijakan dan programnya kepada masyarakat.

 

SBY juga mengakui mengutamakan kemenangan Partai Demokrat di Pileg ketimbang memenangkan Prabowo-Sandi.

Awalnya, SBY menanggapi pernyataan Ahmad Muzani yang menyebut bahwa SBY berjanji mengampanyekan Prabowo-Sandi, namun sampai saat ini hal itu belum dilakukan.

Melihat hal itu, Pipin menyatakan banyak parpol yang khawatir kalau Pilpres 2019 akan menurunkan suara partai politik sehingga agak sedikit waspada. Hal itu serupa juga bagi Golkar yang khawatir suara PDI-P meningkat tajam.

"Pada kasus ini mungkin Demokrat juga khawatir. Saya kira wajar dan dalam waktu dekat ini akan ada penyelesaian kepada semua pihak agar letupan kecil ini tidak berlanjut. Dan kami mayoritas semuanya masih solid," tutur Pipin.

Baca juga: Alasan Demokrat Belum Sempat Kampanye Bareng Prabowo-Sandiaga

Bagi Pipin, politik adalah dramaturgi dan ada sisi lain masalah yang belum selesai. Menurut dia, kampanye sudah diatur oleh Badan Pemenangan Nasional. Termasuk kampanye bersama partai koalisi. 

Kampanye yang masih sekitar lima bulan lagi, kata Pipin, sudah terbagi menjadi beberapa tahap, di tahap awal Prabowo-Sandi banyak bersama PAN. Sementara di bulan Desember bisa jadi lebih banyak dengan Demokrat.

"Saya kira ada pembagian lah. Tentu kami melihat bahwa efek ekor jas ini tidak hanya didominasi oleh Gerindra, tapi bisa dibagi," ucapnya kemudian.

Kompas TV Ada aksi tak biasa yang dilakukan calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno dalam kunjungannya ke Bandung Jawa Barat. Saat makan bubur di Kota Bandung, Sandi sempat memperagakan aksi, makan bubur dengan piring terbalik tanpa tumpah. Seperti apa aksinya, berikut informasinya untuk Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com