Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota TNI Tangkap Basah 5 Orang yang Curi Kabel PLN di Balaroa

Kompas.com - 15/10/2018, 18:44 WIB
Yoga Sukmana,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah kondisi Palu yang porak poranda karena gempa, lima orang tertangkap basah nekat mencuri kabel listrik milik PLN di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah.

Aksi kelima orang itu dipergoki oleh prajurit TNI Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya (Yonif Para Raider 432/WSJ) Divisi 3/Kostrad yang sedang bertugas, Minggu (14/10/2018).

Seperti dikutip dari siaran pers Puspen TNI, Senin (15/10/2018), Batalyon Infanteri Para Raider 432 yang dipimpin Letda Inf Adi Nugroho sedang melakukan patroli di daerah tersebut.

"Terlihat lima orang yang sedang mengendarai sebuah kendaraan roda empat dengan memuat kabel listrik," demikian keterangan siaran pers tersebut.

Tim patroli TNI curiga terhadap kelima orang tersebut. Saat dimintai keterangan, kelimanya memberikan jawaban yang berbelit-belit.

Salah satu anggota TNI lantas memanggil warga yang tinggal di sekitar Perumahan Balaroa. Namun, warga tersebut mengatakan, kelima orang tersebut bukan warga Perumahan Balaroa.

Akhirnya, kelima orang itu mengakui mencuri kabel listrik milik PLN yang tergeletak di sekitar Perumahan Balaroa.

Setelah diamankan, kelima orang pelaku pencurian dibawa ke Polres Palu oleh anggota Brimob yang tiba di TKP bersama Wakapolsek Palu Barat Iptu Abd. Malik.

Kelima pencuri tersebut adalah  BS (20), Ran (34), HS (36), Rah (21), dan Fai (21) dengan barang bukti yang diamankan berupa 50 meter kabel listrik milik PLN, satu  unit kendaraan roda empat, satu buah tang dan parang.

Pasca-kejadian itu, personal TNI-Polri mengintensifkan patroli untuk mencegah pencurian yang sama terjadi lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com