Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alissa Wahid: NU Jangan Dikorbankan Jadi Mesin Politik

Kompas.com - 20/09/2018, 10:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri pertama almarhum Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan, suara Nahdlatul Ulama (NU) diperebutkan di Pemilu 2019 mendatang.

Menurut Alissa, situasi inilah yang harus dicermati oleh struktur Pengurus Besar NU saat ini agar organisasi NU tidak menjadi mesin politik oleh kontestan Pemilu.

"Di sinilah kedewasaan pengurus besar NU akan kita lihat. Dalam kontestasi politik, ya jangan lagi menyeret-nyeret NU. Kalau mau, ke orangnya saja, bukan organisasi NU yang kemudian dikorbankan sebagai mesin atau kendaraan politik," ujar Alissa dalam acara Satu Meja yang tayang di Kompas TV, Rabu (19/9/2018).

Alissa tidak mempersoalkan apabila Rais Aam PBNU Kiai Haji Ma'ruf Amin menjadi salah satu kontestan Pilpres. Hal iItu adalah hak politik Ma'ruf Amin. Alissa sangat menghormatinya.

Baca juga: Alissa Wahid Sebut PKB Seret NU ke Politik Praktis

Namun, status itu tak lantas mengasosiasikan bahwa NU dipastikan mendukung Ma'ruf Amin yang berpasangan dengan petahana Joko Widodo.

Struktur PBNU tetap harus membatasi agar NU secara organisatoris tidak masuk ke ranah politik praktis.

"Bagi saya pribadi, tidak masalah lagi dengan Kiai Ma'ruf Amin menjadi cawapres. Beliau jadi cawapres sebagai individu. Tapi kemudian batasnya sampai di mana? Ada AD/ART PBNU yang harus diikuti. Setelah itu, dalam kontestasi politik, ya jangan lagi nyeret-nyeret NU-nya," ujar Alissa.

Baca juga: Prabowo: Saya Nyaman dengan NU, Islam yang Berdiri di Atas Tradisi Indonesia

Alissa berharap struktur Pengurus Besar NU menyadari hal ini dan melakukan pembenahan internal.

Ia berharap NU kembali ke asalnya sebagai organisasi masyarakat Islam yang fokus pada isu peningkatan spiritualitas, sosial dan kesejahteraan masyarakat.

"NU diperjuangkan Gus Dur tahun 1994. Gus Dur dengan kiai-kiai saat itu bersusah payah untuk mendekonstruksi fase perjalanan NU yang dekat, dari bagian gerakan politik praktis, untuk kembali ke kitohnya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan," ujar Alissa.

"Kalau sekarang diseret- seret lagi untuk kepentingan elektoral, ini warisan Gus Dur, warisan para kiai yang dipertaruhkan. Apa harga yang dibayar oleh NU?" lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com