Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alissa Wahid Sebut PKB Seret NU ke Politik Praktis

Kompas.com - 20/09/2018, 10:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putri pertama almarhum Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengkritik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dinilainya membawa organisasi Nahdlatul Ulama (NU) ke ranah politik praktis.

Hal itu disampaikan Alissa dalam wawancara khusus di program Satu Meja yang tayang di Kompas TV, Rabu (19/9/2018) malam.

"Kalau menurut saya, iya (PKB membawa NU ke politik praktis). Ya kita tahulah PKB saat ini sedang gencar untuk merasa seperti merepresentasikan NU," ujar Alissa.

Baca juga: Alissa Wahid: PKB Jadikan Gus Dur sebagai Komoditas Politik

Padahal, menurut Alissa, publik harus melihat bahwa NU sebenarnya terdiri dari kelompok struktural dan kelompok kultural. Jumlahnya, tentu lebih besar NU kelompok kultural dibandingkan struktural.

Berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif 2014 silam, lanjut Alissa, perolehan suara PKB jelas tak mampu menunjukkan bahwa ia merupakan representasi NU secara organisasi.

"Faktanya, kalau berdasarkan riset, NU itu sekitar 60 jutaan di seluruh Indonesia. Sementara angka perolehan PKB kelihatan, di kisaran 9 juta (data KPU pada Pileg 2014: 11.298.957 atau 9,04 persen)," papar Alissa.

"Tidak semua calon pemimpin daerah yang didukung PKB kemudian juga menang, walaupun daerah itu kantong NU. Jadi artinya, kita sendiri melihat bahwa NU tidak sama dengan PKB yang sekarang, PKB yang tahun 2018 ini," lanjut dia.

Alissa berharap struktur Pengurus Besar NU menyadari hal ini dan melakukan pembenahan internal.

Baca juga: PKB: Koalisi Prabowo-Sandiaga Jangan Panik Lihat Iklan Capaian Pemerintah Jokowi

Ia berharap NU kembali ke asalnya sebagai organisasi masyarakat Islam yang fokus pada isu peningkatan spiritualitas, sosial dan kesejahteraan masyarakat.

"NU diperjuangkan Gus Dur tahun 1994. Gus Dur dengan kiai-kiai saat itu bersusah payah untuk mendekonstruksi fase perjalanan NU yang dekat, dari bagian gerakan politik praktis, untuk kembali ke khittahnya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan," ujar Alissa.

"Kalau sekarang diseret- seret lagi untuk kepentingan elektoral, ini warisan Gus Dur, warisan para kiai yang dipertaruhkan. Apa harga yang dibayar oleh NU?" lanjut dia.

Kompas TV Setelah mengunjungi Ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, Presiden Joko Widodo mengunjungi Konferensi Waligereja Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com