Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Presiden, Portal Peduli WNI Jadi Standar Pelayanan Pemerintah di Luar Negeri

Kompas.com - 10/09/2018, 22:34 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meluncurkan Sistem Informasi Pelayanan dan Perlindungan WNI yang dinamakan Portal Peduli WNI .

Peluncuran dilakukan saat Presiden melawat ke Seoul, Korea Selatan, Senin (10/9/2018). Portal tersebut dijadikan sebagai standar pelayanan perwakilan Pemerintah RI di luar negeri.

Portal yang dibangun Kementerian Luar Negeri sejak tahun 2015 ini akan menyediakan sistem pelayanan tunggal bagi WNI di seluruh Perwakilan RI i luar negeri.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan, sistem dan data di portal itu sudah terintegrasi dengan data nasional.

"WNI bisa mendapatkan layanan secara daring (online) maupun dengan datang ke perwakilan," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, seperti dikutip Antara, Senin.

Dengan adanya portal ini, kata Retno, Kemenlu kini memiliki standar pelayanan dan satu basis data WNI.

Retno mengemukakan, sistem Portal Peduli WNI sudah terintegrasi penuh dengan sistem pendataan dan pelayanan nasional seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM dan data ketenagakerjaan luar negeri milik Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Melalui portal ini, Kemenlu juga akan memiliki sistem pelayanan WNI yang seragam di seluruh Perwakilan RI, terintegrasi dengan seluruh pusat data nasional terkait, dapat menerbitkan NIK di luar negeri dan dapat menerbitkan dokumen catatan sipil bagi WNI sebagaimana halnya WNI di dalam negeri. 

WNI juga memiliki opsi untuk mengajukan permohonan dokumen pelayanan secara daring maupun dengan mendatangi Perwakilan RI.

Ada syarat-syarat untuk bisa mengakses portal ini. Yang pertama adalah WNI di luar negeri wajib lapor diri. Proses lapor diri bisa dilakukan secara online.

Retno menuturkan, sistem ini membuat pemerintah bisa mengetahui statistik dan profil WNI di luar negeri secara akurat.

Sistem ini akan terus dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan murah bagi WNI di luar negeri. Sistem ini juga akan memudahkan pemerintah untuk mendata pemilih secara akurat dalam rangka pemilu.

Pada peluncurannya, Presiden Joko Widodo mengapresiasi pengembangan sistem yang akan diterapkan penuh mulai Januari 2019 itu.

Baca juga: Saat Presiden Jokowi Beri Kejutan bagi WNI di Korea Selatan

Seoul dipilih menjadi tempat peluncuran sistem ini lantaran Korea Selatan adalah salah satu negara dengan jumlah WNI yang relatif banyak.

Saat ini tercatat sekitar 40 ribu WNI di Korea Selatan, yang sebagian besar bekerja sebagai pekerja migran di sektor formal.

KBRI Seoul juga dinilai sebagai salah satu perwakilan yang paling siap menerapkan sistem ini sekaligus merupakan salah satu lokasi Data Center Kemlu RI.

Kompas TV Kunjungan kerja Presiden ke Korea Selatan ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Korea Selatan Moon Jae In.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com