Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Rumuskan Parameter Kepatuhan Kementerian/Lembaga

Kompas.com - 07/09/2018, 20:33 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan membuat tolok ukur kepatuhan kementerian dan lembaga dalam menjalankan rekomendasi terkait hak asasi manusia. 

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan bahwa selama ini tingkat kepatuhan kementerian dan instansi terhadap rekomendasi dalam tahap yang menyedihkan.

Namun, ia enggan merinci jumlah rekomendasi yang dipatuhi maupun yang tidak. 

Dengan adanya parameter, kata Taufan, diharapkan bisa mengubah kebiasaan kementerian dan lembaga dalam hal mengedepankan HAM saat menjalankan pemerintahan.

"Sekarang kita sepakat untuk meningkatkan kepatuhan itu dengan membuat tolok ukur yang kita sepakati bersama," kata Taufan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (7/9/2018).

"Artinya, semua pihak sepakat hak asasi manusia harus menjadi salah satu acuan utama dalam menjalankan pemerintahan di Indonesia," terangnya.

Nantinya draf tolok ukur tersebut akan menjadi panduan bagi pemerintah maupun masyarakat untuk melihat kementerian dan lembaga mana saja yang benar-benar menjalankan prinsip HAM.

Di dalamnya juga bakal diatur mekanisme terkait rewards and punishment demi menegakkan kepatuhan tersebut. Tetapi, ia mengaku hal itu masih perlu didiskusikan lebih lanjut.

Baca juga: Tanpa Pengaduan, Komnas HAM Tak Bisa Tindaklanjuti Kasus Penolakan Gerakan #2019GantiPresiden

Hari ini Komnas HAM mengadakan diskusi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk merampungkan draf tolok ukur tersebut. Targetnya, dalam enam bulan ke depan, draf tersebut sudah harus selesai.

Turut hadir dalam diskusi tersebut yaitu, perwakilan dari Polri, Kementerian Sosial, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Rumah dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Hukum dan HAM.

Kompas TV Pernyataan Choirul ini sekaligus meminta TNI menahan pengerahan Koopsusgab untuk membantu polri menangani terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com