JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris jenderal partai politik pengusung pasangan bakal calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno mengungkap adanya identitas ganda pada Daftar Pemilih Sementara (DPS) untuk Pemilu 2019 mendatang.
Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal mengatakan, pihaknya menemukan 25 juta identitas ganda dari 137 juta pemilih yang terdaftar dalam DPS milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Dari 137 juta pemilih terdapat 25 juta pemilih ganda di beberapa daerah. Bahkan di beberapa tempat ditemukan sampai 11 kali digandakan," ujar Mustafa saat memberikan keterangan di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (3/9/2018) malam.
Baca juga: Cak Imin: Pak Jokowi dan Pak Prabowo Saja Sudah Berangkulan...
Mustafa pun meminta KPU memberikan klarifikasi dan memuktahirkan data pemilih sebelum penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Menurut dia, pada Rabu (5/9/2018) KPU akan mengundang seluruh perwakilan partai politik untuk menetapkan DPT pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019.
Selain itu ia juga meminta KPU menyerahkan data para pemilih yang belum diberikan kepada partai politik.
Mustafa mengaku pihaknya baru menerima 137 juta data pemilih, sementara data KPU menunjukkan jumlah pemilih telah mencapai 185 juta orang.
"Sampai hari Senin ini data DPT yang telah ditetapkan ada 185 juta. Ada kenaikan dari data yang diserahkan ke kami sebelumnya. Kami minta itu dulu diserahkan, untuk kami olah dulu datanya," kata Mustafa.
"Bisa bayangkan dari 130 juta saja sudah ada 25 juta yang tergandakan," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta KPU menunda waktu penetapan DPT sebelum seluruh data pemilih diperbarui.
Baca juga: Migrant Care: DPS Luar Negeri Versi KPU Berbeda dengan Data Lapangan
Setelah itu, ia juga berharap seluruh partai politik diberikan kesempatan untuk memverifikasi data pemilih tersebut.
"Kami semua peserta pemilu yang mengusung calon presiden ingin agar Pilpres dan Pileg berlangsung dengan jujur, adil dan baik. Karena demokrasi adalah cara yang kita pilih," ujar Muzani.
Dalam konferensi pers tersebut hadir pula Sekjan Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.