Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Saudara Harus Ingat, Masuk DPR Banyak Godaan

Kompas.com - 20/08/2018, 12:08 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengingatkan para calon anggota legislatif Partai Solidaritas Indonesia untuk berhati-hati apabila sudah terpilih.

Sebab, bisa jadi para caleg PSI yang saat ini memiliki semangat antikorupsi justru akan terjerumus dalam pusaran korupsi.

"Saudara harus ingat, masuk DPR banyak godaan. Inilah pentingnya PSI mulai sekarang membangun benteng agar tidak jatuh dengan godaan itu," kata Mahfud saat memberi pembekalan kepada para caleg PSI di Jakarta, Senin (20/8/2018).

Baca juga: PSI Berharap Kelompok Pendukung Jokowi Tetap Solid dan Tidak Golput

Mahfud pun mencontohkan banyaknya orang-orang yang dulu kritis ingin melengserkan Soeharto yang dianggap korup, kini justru berakhir di penjara lantaran terjerat kasus korupsi.

"Saudara akan alami hal yang sama kalau tidak kuat iman," ujarnya.

Mantan anggota DPR ini pun mengungkapkan modus-modus korupsi yang kerap dilakukan anggota DPR.

Menurut dia, kerap kali anggota DPR menerima suap dari konglomerat hitam yang berkepentingan meloloskan atau menggagalkan Undang-undang. Mahfud mengaku mengetahui hal ini langsung dari rekannya yang juga anggota DPR.

"Saya dengar sendiri dari orang yang dapat. Saat saya jadi Ketua MK, saya batalkan UU yang dibeli itu," ujarnya.

Baca juga: PSI Yakin Generasi Milenial Tetap Pilih Jokowi-Maruf Amin

Mahfud pun mengingatkan bahwa rakyat mudah memberikan hukuman kepada partai yang mengecewakan mereka.

Ia bercerita, dulu ada partai baru yang datang menawarkan janji akan memberantas korupsi. Partai tersebut berhasil memenangi pemilu.

Namun, setelah berkuasa, elite partai tersebut justru banyak terjerat korupsi. Akibatnya, partai tersebut tak lagi menang pada pemilu berikutnya.

"Ternyata sesudah berkuasa, korupsi dimulai dari situ. Akibatnya rakyat menghukum," ucap Mahfud.

Kompas TV Proses umrah, yakni Thawaf dan Sa'i berlangsung selama hampir 2 jam berjalan kaki di Masjidil Haram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com