Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascagempa, 4.636 Orang Dievakuasi dari 3 Gili di Lombok

Kompas.com - 07/08/2018, 16:02 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses evakuasi korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus dilakukan di area Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.

Data sampai dengan Senin (6/8/2018) pukul 20.00 WIB, Tim Gabungan yang dikoordinasi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 4.636 orang dari tiga Gili tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah tersebut ternyata jauh lebih banyak dari perkiraannya.

"Ternyata yang dievakuasi bukan hanya wisatawan, baik asing maupun domestik, ternyata juga penduduk lokal, termasuk karyawan hotel, resort, restoran yang ada di sana," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).

Baca juga: Gempa Lombok, Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 105 Orang

Sutopo belum memiliki data pasti berapa jumlah warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang dievakuasi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (23/2/2018).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (23/2/2018).

"Jumlah pembagian WNI maupun WNA kami tidak mendapatkan data, karena pada saat pertama pakai kapal Basarnas, saat penumpang masuk kami tanya mana yang WNA dan WNI," kata Sutopo.

"Tetapi kemudian banyaknya tambahan kapal-kapal dan saking banyaknya wisatawan yang ingin dievakuasi, pendataan terlupakan," tambahnya.

Baca juga: Mengapa Gempa Lombok Bisa Bermagnitudo Besar?

Setelah dievakuasi, mereka dibawa menggunakan 11 kapal yang terbagi ke tiga tujuan, yaitu Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara.

Sudah ada mobil dan bus yang akan mengangkut mereka menuju bandara di masing-masing daerah tujuan tersebut.

Sebanyak 770 orang dievakuasi ke Pelabuhan Benoa, Bali. Proses tersebut menggunakan tiga kapal motor, terdiri dari KM Binaiya, Bounty Cruise, dan Patagonia Express.

Baca juga: Infografik: 8 Fakta Terbaru Gempa Lombok

"Begitu sampai di Pelabuhan Benoa langsung disediakan bus-bus yang mengantarkan para wisatawan ke Bandara Internasional Ngurah Rai, ada juga sebagian wisatawan yg tetap tinggal di hotel di Bali," jelas Sutopo.

Sementara itu, 193 orang dievakuasi ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Hanya satu kapal yang melayani, yaitu KM Sindo Dwi Utama.

Untuk Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, terdapat 3.673 orang yang dievakuasi menuju pelabuhan tersebut.

Baca juga: Puluhan Musisi Akan Gelar Konser Galang Dana untuk Korban Gempa Lombok

Evakuasi dilakukan dengan tujuh kapal milih Basarnas, yakni RB 220 Mataram, Boat KPLP, Super scott boat, KM Putri Island, KM Eka Jaya 25, KM Eka Jaya 26, dan KMP Nusa Penida.

Sutopo mengatakan bahwa proses evakuasi di tiga Gili masih berlangsung. Namun, jumlahnya sudah tidak sebanyak di hari-hari sebelumnya.

Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Beri Masukan soal Rumah Tahan Gempa, ITS Terjunkan Tim Teknik Sipil ke Lombok

BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.

Kompas TV Sementara untuk korban luka ada 236, namun data ini masih belum termasuk korban yang susah dijangkau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com