Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat KSP Terpilih sebagai Anggota Dewan Dana Hibah OGP-Bank Dunia

Kompas.com - 20/07/2018, 14:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi II Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Yanuar Nugroho terpilih sebagai salah satu anggota Dewan Dana Hibah Open Government Partnership (OGP)-Bank Dunia.

Pemilihan itu dilaksanakan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global OGP ke-5 di Tbilisi, Georgia, 18 Juli 2018 lalu.

Yanuar dipercaya menjadi perwakilan pemerintah (sebelumnya ditulis mewakili masyarakat sipil) untuk memberikan arahan dalam penggunaan dana hibah OGP Multi-Donor Trust Fund (MDTF) atau Dana Hibah OGP-Bank Dunia sebesar 12 juta dolar Amerika Serikat.

"Sebuah kehormatan bagi Indonesia dan Kantor Staf Presiden dapat memperoleh kepercayaan besar mengelola dana hibah OGP-Bank Dunia," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko melalui siaran pers resmi, Jumat (20/7/2018).

Baca juga: Moeldoko Pimpin Delegasi Indonesia di KTT OGP di Georgia

Program dana hibah OGP-Bank Dunia ini sendiri sebenarnya baru saja diluncurkan.

Program dana hibah ini dibuat untuk mendukung negara-negara klien Bank Dunia yang menjadi anggota OGP atau berniat menjadi anggota OGP dalam mendorong transparansi, akuntabilitas, dan daya-tanggap pemerintahannya.

Dana hibah itu bersumber dari sejumlah negara, antara lain Perancis sebesar 1,5 juta Euro, Kanada sebesar 4 juta dolar AS, Inggris sebesar 3,5 juta poundsterling dan negara pendonor lain sehingga total dana hibah yang terkumpul mencapai sekitar 12 juta dolar AS.

Pengelolaan dana hibah ini diserahkan ke Trust Fund Council atau Dewan Dana Hibah yang terdiri dari perwakilan Bank Dunia, dua orang dari negara anggota OGP dan seorang perwakilan dari OGP Support Unit.

Yanuar Nugroho dan Aidan Eyakuze adalah perwakilan dari negara anggota OGP.

Yanuar menjelaskan, dana hibah sebesar 12 juta dolar AS itu akan digunakan untuk mendorong sejumlah negara untuk melaksanakan reformasi pemerintahan agar tercipta transparansi dan akuntabilitas pemerintah, dan memperkuat keterlibatan warga dan daya-tanggap pemerintah (government responsiveness).

"Hibah ini juga bisa digunakan untuk membiayai upaya saling-belajar antaranggota OGP," tambah Yanuar.

Meskipun penunjukan untuk duduk dalam Dewan Dana Hibah ini bersifat individu, lanjut Yanuar, namun ini adalah bukti kepercayaan yang begitu besar kepada Indonesia, baik pemerintah maupun masyarakat sipilnya.

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapatkan dana hibah ini. Pada gelombang pertama, ada sembilan organisasi masyarakat sipil yang akan menerima 86 ribu dolar AS selama satu tahun.

Salah satu organisasi masyarakat sipil yang menerima dana itu yakni the Bojonegoro Institute. Organisasi itu akan mendukung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam menerapkan keterbukaan dan akuntabilitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com