Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Mereka yang Disebut Cawapres Jokowi...

Kompas.com - 19/07/2018, 07:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, beberapa waktu lalu, mengungkap 10 nama yang sedang dipertimbangkan Presiden Joko Widodo untuk menjadi calon wakil presidennya pada Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Dari kalangan politisi, ada nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dan Romahurmuziy.

Selain itu, juga ada nama yang berasal dari kalangan ulama, yakni Rais 'Aam PBNU yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Dari kalangan teknokrat, ada nama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sementara dari kalangan akademisi ada nama Mahfud MD dan dari kalangan purnawirawan TNI ada nama Jenderal (Purn) Moeldoko. Adapun ada nama Chairul Tanjung dari kalangan pengusaha.

Kata Susi hingga Airlangga

Pernyataan Romi mendapatkan komentar beragam dari beberapa nama yang ia sebutkan.

Baca jugaGolkar Pasrah Jika JK Jadi Cawapres Jokowi Lagi

Menteri Susi, misalnya. Ditemui di Istana Presiden Bogor, Rabu (18/7/2018), Susi mengaku tidak menanggapi serius pernyataan Romi itu.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan mata kuliah umum saat peluncuran kapal berbahan bambu laminasi, Baito Deling 001 buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di Kenjeran, Surabaya, Senin (2/7). Kapal bambu laminasi yang diklaim sebagai inovasi pertama di dunia tersebut diharapkan bisa memberikan alternatif kapal bagi nelayan dan juga meningkatkan harga jual kapal.ANTARA FOTO/Zabur Karuru Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan mata kuliah umum saat peluncuran kapal berbahan bambu laminasi, Baito Deling 001 buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di Kenjeran, Surabaya, Senin (2/7). Kapal bambu laminasi yang diklaim sebagai inovasi pertama di dunia tersebut diharapkan bisa memberikan alternatif kapal bagi nelayan dan juga meningkatkan harga jual kapal.
"Romi itu teman SMA saya. Jadi mungkin dia enggak enakan saja kalau enggak masukin nama saya," ujar Susi sembari tertawa.

Saat ditanya apakah Susi pernah diajak komunikasi oleh Presiden Jokowi atau partai poilitik soal cawapres, ia membantahnya. Selama ini, komunikasinya ke Presiden Jokowi selalu berhubungan dengan tugasnya sebagai menteri KKP.

Jika Menteri Susi masih merespons pernyataan Romi dengan kelakar, lain halnya dengan Sri Mulyani.

Ketika dijumpai di Istana Presiden Bogor, Rabu siang, Sri tampak tak tertarik untuk menjawab pertanyaan seputar itu.

Usai sekitar 10 menit menjelaskan finalisasi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk tahun 2019, para wartawan bertanya mengenai nama Sri yang disebut menjadi satu dari 10 yang berpotensi menjadi cawapres Jokowi.

Baca jugaPDI-P Sebut Megawati Tak Intervensi Penentuan Cawapres Jokowi

Sri Mulyani menjawab, "Silakan bicara dengan asumsi yang lain. Sudah ya." Ia pun kemudian melengos pergi.

Airlangga yang diwawancarai di tempat yang sama menjawab diplomatis. Meskipun Partai Golkar, partai politik yang dipimpinnya bulat mengajukan dirinya sebagai cawapres Jokowi di 2019, ia tetap menyerahkan keputusan akhir kepada Jokowi sendiri. 

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com