Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Telepon Ketua KPU-Bawaslu Minta Solusi Pilkada Paniai yang Tertunda

Kompas.com - 02/07/2018, 14:08 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Paniai, Papua menjadi satu-satunya daerah yang belum menggelar pemungutan Pilkada 2018. Penyebabnya karena ada perbedaan pandangan antara KPU dan Panwaslu setempat soal jumlah pasangan calon.

"KPU kabupaten memutuskan itu cukup satu pasangan calon, yang lain digugurkan. Sementara di Panwaslu mengatakan dua calon termasuk petahana," ujar Kapolri di TMP Kalibata, Jakarta, Senin (2/7/2018).

"Ini deadlock sehingga diambil alih oleh KPU dan Bawaslu provinsi. Sudah diputuskan oleh provinsi, namun di kabupaten masih keberatan," sambung dia.

Kapolri mengaku sudah menelepon Ketua KPU dan Bawaslu pusat untuk mencari solusi atas permasalahan Pilkada di Kabupaten Paniai tersebut.

Baca juga: Kapolres Paniai Bantah Tidak Netral dalam Pilkada Intan Jaya

KPU dan Bawaslu diminta untuk berembuk dan berdialog serta mengambil keputusan demi terselenggaranya Pilkada di Kabupaten Paniai secepatnya.

Apapun keputusan yang diambil KPU-Bawaslu nanti, memutuskan Pilkada Kabupaten diikuti satu atau dua pasangan calon, Polri dan TNI akan mengamankan secara maksimal situasi di Paniai.

"Berapapun dibutuhkan (personel), kami akan kirim karena proses demokrasi sangat penting dan enggak boleh kalah dengan aksi-aksi kekerasan," ucap Kapolri.

Sebelumnya, Tito bersama Panglima TNI berkunjung ke Papua pada Sabtu (29/7/2018). Usai kunjungan, Tito mengatakan, Pilkada di Kabupaten Nduga sudah digelar pasca situasi kondusif.

Sebelumnya, Kabupaten Nduga dan Kabupaten Paniai menjadi dua daerah yang batal menggelar pemungutan suara pada 27 Juni 2018 lalu karena sejumlah faktor, diantaranya faktor keamanan.

Kompas TV Sejumlah insiden mewarnai proses penghitungan suara pilkada serentak 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com